Suara.com - PAN mau menggelar acara menonton bareng (nobar) film propaganda Orde Baru berjudul ”Pengkhianatan G30S/PKI”, dalam acara Temu Legislatif tingkat Nasional, Kamis (21/9/2017).
Acara itu bakal dihadiri oleh seluruh anggota legislatif mulai DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi hingga DPR RI akan berkumpul.
Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan, acara nobar itu akan dilaksanakan saat pembukaan Temu Legislatif yang akan digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara.
"Dalam pembukaan nanti kami juga akan melakukan nonton bareng film G 30S/PKI, pembukaannya akan kami laksanakan Kamis jam 19.00 WIB," kata Yandri di DPR, Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Pemutaran film ini digelar karena momennya berdekatan dengan tanggal 1 Oktober yang sejak Soeharto berkuasa pada era Orba ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Dia menerangkan, alasan PAN menggelar acara nonton bareng film ini adalah untuk menyamakan persepsi dan membangkitkan semangat untuk melawan kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sejarawan Asvi Marwan Adam menilai film Pengkhianatan G 30 S/PKI adalah propaganda rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Tidak sedikit manipulasi sejarah dimuat dalam film berdurasi 271 menit itu.
"Film itu tujuannya menggambarkan satu sisi Presiden Soeharto sebagai penyelamat bangsa, dan di sisi lain Soekarno sebagai pengkhianat," kata Asvi kepada Suara.com.
Menurut Asvi, pemutaran film yang bercerita tentang pengkhianatan PKI terhadap negara sudah tidak cocok pada masa kekinian. Karena sudah banyak temuan-temuan baru yang menceritakan fakta sejarah tahun 1965.
Baca Juga: Bank-Bank Pemerintah Sepakat Tak Kenakan Biaya Isi Ulang E-Money
Film G30S/PKI yang memuat cerita pembunuhan tujuh jenderal adalah upaya rezim orde baru mencitrakan diri sebagai rezim yang peduli pada negara. Sedangkan kelompok PKI adalah para pengkhianat yang mesti ditumpas.
"Tapi kan sekarang itu tidak lagi cocok. Soekarno ini kan proklamator dan pahlawan nasional kita, kenapa digambarkan sebagai pengkhianat, orang yang diatur oleh PKI dan lain-lain," ujar Asvi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum