Suara.com - Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengatakan tidak memiliki kewenangan jatuhkan sanksi pada pemilik katering. Hal ini terkait keracunan massal yang dialami sedikitnya 163 siswa SMP Negeri 184 Jakarta saat mengikuti jambore di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (24/9/2017).
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto, pihaknya menyerahkan perkara ini pada aparat kepolisian yang tengah menyelidiki.
"Kami hanya membuktikan kalau itu ada keracunan. Nanti yang beri sanksi adalah yang berwenang," kata Koesmedi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/9/2017).
Dinkes sendiri mulai memeriksa sampel makanan yang disantap para siswa hari ini. Banyak diantara siswa yang mual, muntah, dan pingsan sehingga harus dilarikan ke sejumlah rumah sakit.
Berdasarkan informasi yang didapat Koesmedi, sebagian peserta sudah mengetahui salah satu menu yang ada di dalam nasi kotak rasanya tidak enak. Tapi, masih ada dari mereka yang memakannya.
"Katanya tahunya itu asam rasanya. Tapi tetap diberikan dan dimakan jadi akhirnya keracunan seperti itu," tuturnya.
Lebih lanjut, Koesmedi mengatakan, ratusan siswa yang dibawa ke rumah sakit, berdasarkan informasi yang diterimanya, sudah diperbolehkan pulang.
"Rasanya sekarang sudah nggak ada yang dirawat, karena ada yang hanya berobat jalan saja," kata Koesmedi.
Di sisi lain, Koesmedi berharap panitia acara jambore bisa berkoordinasi dengan Dinkes guna mencegah terulangnya peristiwa keracunan makanan.
Baca Juga: Kasus Keracunan Massal Siswa SMP 184, Polisi Periksa Tiga Guru
Jika ini bisa dilakukan, nantinya akan ada petugas kesehatan yang turun untuk melakukan pengecekan makanan.
"Cek sebelum dimakan, sehingga tidak terjadi keracunan seperti itu. Mungkin cara penyimpanannya yang tidak bagus sehingga higienitasnya tidak bagus," pungkas Koesmedi.
Berita Terkait
-
Keracunan Massal di MTS Malang, Polisi Tunggu Hasil Uji Sampel MBG Sebelum Menentukan Langkah Hukum
-
Polisi Usut Kasus Keracunan Massal di NTB: Siswa Mendadak Muntah hingga Mual usai Santap MBG
-
Ironi MBG, Program Andalan yang Tidak Puaskan Publik dalam Survei Kinerja Setahun Prabowo-Gibran
-
Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Bertambah, Total 345 Orang
-
Misteri Keracunan 1.315 Siswa Terpecahkan: BGN Temukan Kadar Nitrit Hampir 4 Kali Lipat Batas Aman
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Belajar Asuransi Jadi Seru! Chubb Life Luncurkan Komik Edukasi Polistory