Suara.com - Markas Besar Kepolisian Indonesia berkoordinasi dengan kepolisian daerah (Polda) mendalami isu penyerangan tokoh agama tertentu yang dilakukan orang yang mengalami gangguan jiwa. Isu ini merebak di media sosial.
Kepala Satgas Nusantara Inspektur Jenderal Gatot Pramono Eddy mengatakan koordinasi dilakukan sampai tingkat Polres.
"Kami koordinasi di Polda dan satuan Polres terkait isu penyerangan ulama yang dilakukan oleh orang diduga yang mengalami gangguan kejiwaan," kata Gatot di Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/3/2018)
Dari hasil penelusuran, ada sebanyak 45 isu penyerangan ulama termasuk di kawasan Bandung, Jawa Barat. Langkah selanjutnya, polisi telah mendatangi lokasi tersebut.
Polisi juga telah memeriksa orang dengan gangguan jiwa yang disebut-sebut sebagai pelaku penyerangan.
"Apakah memang alami gangguan kejiwaan atau tidak, kemudian kami minta pemeriksaan darah. Tujuannya apakah ada zat-zat kimia yang dimasukan ke dalam tubuh orang gangguan jiwa,” kata Gatot.
Maraknya isu penyerangan itu, polisi juga melibatkan ahli forensik guna menelusuri soal isu adanya zat-zat kimia yang diduga disuntikan ke para orang pengidap gangguan jiwa yang menyerang ulama.
“Kami cek pada kulit pelaku. Tidak ditemukan zat-zat kimia tertentu, karena kami mendengar ada zat yang kalau dimasukan ke tubuh korban menimbulkan agresivitas," kata dia.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Fadil Imran mengatakan dari puluhan isu yang viral di medsos, hanya ada tiga peristiwa penyerangan ulama
Baca Juga: Muslim Cyber Army Sebar Isu Penculikan Ulama dan Kebangkitan PKI
“Dari puluhan isu itu, faktanya hanya ada tiga kejadian,” kata Fadil.
Dia pun merunut, isu itu disebar sejak 2 Februari dan terus berlanju hingga 27 Februari. Penyebaran isu tersebut dilakukan di beberapa daerah termasuk Banten dan Jawa Timur.
"Dari serangkaian peristiwa, kami kerja melakukan upaya penegakan hukum untuk mengidentifikasi pelaku baik di Surabaya, Jawa Barat, dan Banten," kata dia.
Menyusul maraknya isu penyerangan ulama di beberapa daerah. Polisi telah meringkus pelaku yang tergabung dalam kelompok The Family Muslim Cyber Army.
Dari hasil penyidikan sementara, motif kelompok MCA yang menyerbarkan ujaran kebencian dan berita hoaks untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP