Suara.com - Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi, mengungkap patgulipat yang dilakukan Fredrich Yunadi untuk merintangi penyidikan kasus korupsi KTP elektronik oleh tersangka Setya Novanto.
KPK mengungkap kecurangan itu dengan menghadirkan Pelaksana Tugas Manajer Pelayanan Medik Rumah Sakit Medika Permata Hijau dokter Alia, pada sidang lanjutan kasus Yunadi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Dalam kesaksiannya, dr Alia mengakui pernah dihubungi dr Bimanesh Sutarjo dan Fredrich Yunadi melalui telepon, Kamis, 16 november 2017 siang.
Melalui sambungan telepon, Alia menuturkan Yunadi memberitahukan ada rencana perawatan Setya Novanto. Saat itu, Setnov masih menjadi Ketua DPR dan dalam pengejaran KPK karena menghilang dari rumahnya saat hendak ditangkap.
"Saya ditelepon dokter Bimanesh pukul 11 siang. Dia bilang ada pasien saya, Setya Novanto, lagi sakit hipertensi, akan masuk," kata dr Alia.
Alia mengatakan, melalui sambungan telepon tersebut, dr Bimanesh menyampaikan pesan bahwa Setnov akan dirawat di ruang VIP.
Namun, kata dia, Bimanesh mengakui belum memastikan waktu perawatan Novanto karena menunggu informasi dari Yunadi.
"Saya bilang, berarti mau masuk ruangan VIP ya. Tapi dia bilang tunggu dulu, karena pasien belum pasti, nanti dikabarkan lagi," kata Alia meniru percakapannya dengan Bimanesh.
"Pukul 14.00 WIB, saya ditelepon lagi, 'Alia, ini jadi masuk dan dengan kondisi diagnosis sebut tadi. Saya sudah dengan pengacara Pak Setya Novanto.' Setelah bicara, Bimanesh menyerahkan ponselnya kepada Pak Yunadi, pengacara, ngomong dengan saya," jelas Alia.
Baca Juga: Jokowi Belum Teken, Menkumham: UU MD3 Sah, Sudah Bernomor
Dalam percakapan dengan Yunadi, Alia menuturkan si pengacara meminta Setnov masuk ke ruang VIP sekaligus meminta tambahan ruang rawat untuk keluarga.
Saat itu, Alia mengakui belum bisa memastikan ketersediaan ruangan sebagaimana permintaan Yunadi.
"Pasien jadi masuk ke ruangan VIP. Kalau ada tambahan, nanti ada ruangan tambahan. Saya bilang, iya nanti koordinasikan lagi," katanya.
Setelah percakapan via telepon pada Kamis siang, Setnov terlibat kecelakaan tunggal pada Kamis malam di kawasan Permata Hijau, dekat RS tersebut. Mobilnya menabrak tiang listrik.
Dalam dakwaan Jaksa KPK, dokter Bimanesh juga disebut menemui dr Michael Chia Cahaya untuk meminta surat pengantar rawat inap dari IGD, dengan keterangan kecelakaan mobil.
Namun, permintaan itu ditolak dokter Michael Chia, karena belum memeriksa Setnov. Atas penolakan tersebut, Bimanesh membuat surat pengantar rawat inap menggunakan surat pasien baru IGD. Padahal, dirinya bukan dokter jaga IGD.
Berita Terkait
-
Setnov Andalkan 3 Saksi Ini untuk Ringankan Jeratan Hukum
-
Korupsi e-KTP, Keponakan Setnov Bantah Suka Bagi-bagi Duit
-
Ponakan Setnov Bantah Kode Amplop Suap Pakai Nama Minuman Keras
-
Keponakan Setnov Suruh Pegawai Murakabi Sejahtera Terima Dolar
-
Tiga Bulan Ditahan KPK, Novanto Rindu Mendalam Pada Anak-anaknya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Ratusan Pelajar Keracunan Massal Usai Santap MBG, Polisi Turun Tangan Hingga RS Kewalahan
-
Amarah Memuncak, Suami di Cakung Bakar Kontrakan Usai Ribut dengan Istri
-
Baru Menjabat, KSP Qodari Langsung Kaji Kebijakan Impor BBM Satu Pintu, Waspadai 'Blind Spot'
-
Tangkap Delpedro Marhaen dkk, Asfinawati: Logika Sesat, Polisi Anggap Demo Perbuatan Terlarang!
-
Apakah Boleh Erick Thohir Jadi Ketum PSSI dan Menpora Sekaligus? Ini Aturannya
-
Tangis Pecah di Sertijab KSP: M. Qodari Gantikan AM Putranto, Agenda Perumahan Jadi Prioritas
-
Misteri Orang Hilang Pasca-Demo Rusuh, Eko Ditemukan Jadi Nelayan di Kalteng
-
Demo Ojol di DPR Sepi Imbas Ada Pecah Sikap soal Pemotongan Komisi
-
Terjerat Utang Pinjol, Perempuan di Depok Nekat Karang Kisah Begal hingga Bikin Geger Warga
-
Detik-detik Mencekam Evakuasi 6 Kopassus di Elelim, Diserang Massa Saat Rusuh Berdarah di Papua