Suara.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno meminta polemik saat Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meresmikan revitalisasi Lapangan Banteng di Jakarta Pusat, tidak diperpanjang.
"Sudahlah, kita jangan terlalu memecah belah keadaan ini. Pak Anies berusaha untuk merangkul semua, mari kita apresiasi dan kita jangan terlalu taruh semua hal itu dalam mikroskop yang berpotensi untuk saling sikut, saling menjatuhkan," ujar Sandiaga Uno usai menghadiri sebuah acara di kawasan Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (27/7/2018).
Itu dikatakan Sandiaga Uno terkait potongan video pidato Anies yang tersebar luas di media sosial. Dalam video tersebut seolah Anies mengklaim proses revitalisasi dimulai pada pemerintahannya.
Dalam video tersebut juga terdengar suara dari kelompok warga yang mengenakan kemeja kotak-kotak, ciri khas pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada Jakarta 2017.
Saat Anies memberikan sambutan, kelompok tersebut meneriakkan nama Ahok dan Djarot. Berdiri di bangku tribun, kelompok tersebut juga membentangkan spanduk bertuliskan "Terima Kasih Basuki Djarot Atas Revitalisasi Ruang Terbuka Hijau Lapangan Banteng".
"Pak Anies sudah, dan kami terus akan berusaha merangkul. Kita tidak pernah mau (masyarakat terbelah), kita memimpin DKI bukan hanya untuk sekelompok masyarakat, tapi untuk seluruh masyarakat," jelas Sandiaga.
Sandiaga juga meminta media tidak memperpanjang hal ini lagi.
"Katanya kalau ada bad news is good news karena ini bakal laku bakal viral. Terima kasih, tapi saya pikir kita sudahi episode lapangan banteng ini," kata Sandiaga Uno.
Lebih jauh Sandiaga mengatakan, proses revitalisasi lapangan banteng melibatkan semua pihak. Termasuk pemerintahan sebelumnya dan Yori Antar, arsitek pemugaran kawasan bersejarah.
Baca Juga: Komnas HAM Lanjutkan Laporan PDIP Terkait Kasus Kudatuli
"Pak Yori Antar yang mendesain. Dan kebetulan kami terpilih tahun lalu, salah satu yang pertama saya temui itu Pak Yori. Pak Yori mengungkapkan begitu banyak konsepnya di DKI dan salah satunya Lapangan Banteng yang waktu itu ada dalam masa transisi," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Arus Balik Natal 2025 Mulai Terlihat di Stasiun Senen
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan