Suara.com - Ratna Sarumpaet dicurigai dipaksa berbohong dalam kasus hoaks pemukulan yang tengah menjeratnya. Tujuannya agar calon presiden Jokowi menang dan lawannya, Prabowo Subianto kalah.
Hal itu dicurigai Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA), Novel Bamukmin. Novel mengatakan Ratna Sarumpaet menjadi korban jebakan dari pihak pendukung Joko Widodo.
"Jadi ini diasosiakan supaya Prabowo jadi tersangka sehingga tidak bisa jadi calon presiden," kata Novel dalam sebuah diskusi di Hotel di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (28/10/2018).
Novel menceritakan jika dia sempat menghubungi Rarna Sarumpaet, namun tidak direspon. Begitu juga sebelum jumpa pers pengakuan Ratna Sarumpaet telah berbohong.
"Kita sudah curiga dan sempat menghubungi Ibu Ratna soal masalah penganiayaan. Kita telepon nggak pernah diangkat, dia ini masih klien kita. Sampai satu jam sebelum konferensi pers ibu Ratna, tetap nggak dijawab. Kita mencurigai Ratna disusuki pihak lawan," ujar Novel.
Lebih Lanjut, Novel menjelaskan jika Ratna Sarumpaet diduga dipaksa mengaku berbohong di muka publik. Sehingga semua yang terlibat membenarkan Ratna menjadi korban pemukulan pun dilaporkan ke Kepolisian.
Buntut dari kebohongan Ratna Sarumpaet memang beberapa orang yang dilaporkan ke Polisi, salah satunya Prabowo Subianto dengan tuduhan menyebar hoaks.
Sebelumnya, Ratna Sarumpaet ditangkap oleh jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Penangkapan yang terjadi pada 4 Oktober itu terjadi saat Ratna hendak pergi ke Cile.
Ratna Sarumpaet pun ditetapkan sebagai tersangka keesokan harinya oleh Polda Metro Jaya karena dugaan penyebaran informasi palsu terkait pemukulan yang dialami dirinya yang sempat viral. Ratna mengaku dipukuli segerombolan orang tidak dikenal di Bandung hingga wajahnya babak belur. Padahal wajah tersebut akibat dari operasi plastik yang dijalaninya.
Baca Juga: Saksi Kasus Ratna Sarumpaet Merasa Ditanyai Seperti Tersangka
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Terjerat Utang Pinjol, Perempuan di Depok Nekat Karang Kisah Begal hingga Bikin Geger Warga
-
Detik-detik Mencekam Evakuasi 6 Kopassus di Elelim, Diserang Massa Saat Rusuh Berdarah di Papua
-
Ketua Animal Defenders Indonesia Jadi Tersangka Penipuan, Kasus Bermula dari Laporan Melanie Subono
-
Qodari Ungkap Perbedaan KSP Era Baru: Lebih Fokus pada Verifikasi Lapangan dan Pendekatan Holistik
-
Wali Kota Prabumulih Viral usai Mutasi Kepsek, KPK Turun Tangan Periksa Harta Rp17 Miliar!
-
Dirjen Bina Pemdes Monitoring Siskamling di Bali: Apresiasi Sinergi Pecalang, Linmas, dan Pemdes
-
Momen Mistis Terjadi saat Alvi Peragakan Mutilasi Pacar Jadi 554 Potong di Surabaya
-
Heboh LHKPN Wali Kota Prabumulih: Isi Cuma Truk-Triton, Tapi Anak Sekolah Bawa Mobil, KPK Bergerak
-
Siapa Syarif Hamzah Asyathry? Petinggi Ormas Keagamaan yang Diduga Tahu Aliran Duit Korupsi Haji
-
Sempat Diwarnai Jatuhnya Air Mata, AM Putranto Resmi Serahkan Jabatan KSP ke Qodari