Suara.com - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh mengimbau masyarakat untuk tidak memiliki dua Nomor Induk Kependudukan (NIK). Arif menyebut masyarakat yang memiliki dua NIK bisa terancam pidana.
Menurut Arif, warga yang memiliki dua NIK ada indikasi ingin memalsukan data diri.
"Kalau ada penduduk yang punya lebih dari satu e-KTP, itu adalah tindak pidana," kata Zudan di gedung Mabes Polri, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Dengan demikian, ia meminta masyarakat agar tidak melakukan pemalsuan identitas hingga memiliki dua NIK.
Terkait itu, Kemendagri, kata dia, akan menggandeng pihak kepolisian untuk mengusut oknum yang terlibat dalam pembuatan NIK baru atau e-KTP palsu.
"Oleh karena itu perlu saya jelaskan kepada masyarakat, jangan merasa bangga kalau memiliki NIK lebih dari satu. Pasti salah satunya adalah palsu," ujarnya.
Isu kepemilikan dua NIK untuk satu orang ini mencuat lantaran ditemukannya ribuan tumpukan e-KTP di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, beberapa hari lalu.
Belakangan, ribuan e-KTP yang ditemukan itu merupakan edisi pertama pembuatan tahun 2011, 2012 dan 2013. Edisi kedua terbit di akhir tahun 2014 dan berlaku hingga saat ini.
Polisi sempat memeriksa alamat dari beberapa e-KTP yang ditemukan di pinggir jalan. Saat dikroscek kepada salah satu warga yang beralamat di e-KTP, warga tersebut membenarkan kalau e-KTP lama itu miliknya. Namun dalam temuan tersebut, rata-rata warga yang telah mengganti e-KTPnya masih memiliki NIK yang sama.
Baca Juga: Setelah 2 Pekan Dirawat, Pekerja Migran Shinta Danuar Berpulang
"Pas kami kroscek kepada salah satu warga, mereka bilang, 'Iya pak, ini benar e-KTP saya yang lama.' Begitu," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Yoyon Tony Surya Putra, kepada Suara.com.
Berita Terkait
-
Temuan Sekarung e-KTP di Jalan, Kemendagri: Memang Sengaja Dibuang
-
e-KTP Dijual Bebas, Fadli Zon Sebut Kemendagri Amatiran
-
Polri Gandeng Kemendagri Bentuk Tim Usut Peredaran Blangko e-KTP
-
Kemendagri Bantah Sistem Pengamanan e-KTP Jebol
-
Berawal dari Iseng, Anak Mantan Pejabat Jual Blangko e-KTP di Tokopedia
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf