Suara.com - Sebagian warga Way Muli, Kalianda di Lampung Selatan yang menjadi korban tsunami mengeluh karena minimnya bantuan sosial. Bahkan, penyaluran bantuan kemanusian itu dianggap tak merata karena salah sasaran.
Seorang warga bernama Dahlan (37) menganggap kebanyakan bantuan logistik diterima warga yang tak terkena dampak tsunami. Menurutnya, penyaluran bantuan yang salah sasaran itu karena para korban memilih menetap di lokasi tsunami untuk mencari barang-barang yang masih bisa dipakai.
"Banyak sekali yang salah sasaran bantuan logistik. Mereka yang rumahnya rusak dan terdampak langsung bencana ini kan sedang bergelut di reruntuhan rumah masing-masing. Mereka mencari surat-surat berharga dan barang yang masih bisa diselamatkan. Jadi, jarang ada di posko," kata Dahlan kepada Duajurai.co--jaringan Suara.com melalui sambungan telepon, kemarin.
Menurutnya, banyak warga yang rumahnya tak terkena tsunami menetap di posko-posko kemanusiaan. Bahkan, kata dia, para pengungsi itu saling berebut makanan dari bantuan relawan.
"Sedangkan mereka yang berebut bantuan di posko-posko itu kan mereka yang rumahnya utuh, tapi mengungsi karena takut (terkena tsunami)," ujarnya.
Terkait hal ini, Dahlan mengharapkan bantuannya dari pemerintah atau swasta bisa disalurkan secara merata. Terlebih, kepada mereka yang memang membutuhkan bantuan. Untuk itu, pendataan korban dilakukan dengan melihat kondisi, sehingga bantuan bisa tepat sasaran.
"Sejauh ini, kebutuhan pengungsi yang paling mendesak selain bahan pangan adalah pakaian dalam dan selimut. Sebab, di sini (Way Muli) terasa dingin pada malam hari,” kata dia.
Sebelumnya, Kepala Bidang Diseminasi Informasi Dinas Kominfotik Lampung Selatan Aidil Adrian mengatakan, pengungsi secara umum terbagi dalam dua kategori. Pertama, kategori korban langsung. Mereka adalah masyarakat yang rumahnya terkena terjangan gelombang tsunami pada Sabtu (22/12/2018) malam lalu. Kategori kedua merupakan masyarakat yang rumahnya tidak terkena tsunami, tapi ikut mengungsi lantaran takut bakal diterjang tsunami.
Baca Juga: Artis Disebut Sudah Mulai Sadar Bayar Pajak, Siapa Saja Mereka?
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Siapa Tony Blair? Mendadak Ditunjuk Jadi Pemimpin Transisi Gaza
-
Dian Hunafa Ketahuan Bohong? Pembelaan Ijazah Gibran Disebut Sesat, Gugatan Rp125 T Terus Bergulir!
-
Awas Keracunan! BGN Buka Hotline Darurat Program Makan Bergizi Gratis, Catat Dua Nomor Penting Ini
-
Terungkap! 2 Bakteri Ganas Ini Jadi Biang Kerok Ribuan Siswa di Jabar Tumbang Keracunan MBG
-
Ribuan Anak Keracunan MBG, IDAI Desak Evaluasi Total dan Beri 5 Rekomendasi Kunci
-
Cak Imin: Program Makan Bergizi Gratis Tetap Lanjut, Kasus Keracunan Hanya 'Rintangan' Awal
-
Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
-
Misteri 'Kremlin' Jakarta Pusat: Kisah Rumah Penyiksaan Sadis Era Orba yang Ditakuti Aktivis
-
Adu Pendidikan Rocky Gerung vs Purbaya yang Debat Soal Kebijakan Rp200 Triliun
-
PPP di Ambang Perpecahan? Rommy Tuding Klaim Mardiono Jadi Ketum Aklamasi Hoaks: Itu Upaya Adu Domba