Suara.com - Satu hari pasca pencoblosan Pemilu 2019, sejumlah pesan beredar di media sosial. Salah satunya adalah pesan yang menyebut Prabowo dan Sandiaga Uno bertengkar hebat hingga menyebabkan Sandiaga tidak ikut mendampingi pidato klaim kemenangan Prabowo pada Rabu (17/4/2019) sore kemarin.
Pesan berantai itu menyebar di sejumlah grup WhatsApp, Instagram, Facebook hingga Twitter. Bahkan meme terkait pesan tersebut juga ramai di media sosial.
Berikut isi pesan yang beredar di WhatsApp:
TADI MALAM TIM INTI 02 BERTENGKAR HEBAT
(kabar kasak-kusuk dari para wartawan)
Dari teman wartawan yang hadir di Rumah Jln Kertanegara kemaren, para pentolan partai pendukung 02 bertengkar hebat.
Sandiaga Uno (SU) diusir Prabowo Subianto (PS).
Untuk menjaga etika politik jangan sampai terulang spt 2014, SU memberi saran ke PS agar tidak membuat deklarasi apa pun dulu.
Tapi PS mempertanyakan ke SU, "Apa alasan Anda??!!" PS langsung gebrak meja dgn kasar dan keras.
"Dengan Anda tidak setuju dgn klaim kemenangan ini..., silahkan Anda keluar dr koalisi ini! Artinya Saudara secara tdk langsung mendukung pasangan “bajingan” yg menang itu!!"
Sempat dilerai Sohibul Imam (Presiden PKS) dkk.
Baca Juga: CEK FAKTA: Metro TV Tayangkan Quick Count Menangkan Prabowo, Benarkah?
SU bilang, "Saya lebih baik kehilangan nyawa dibanding kehilangan harga diri, klaim menang, taunya yang dilantik orang lain!!"
Makanya saat mengeluarkan lernyataan, PS tidak didampingi SU
Lantas benarkah Sandiaga bertengkar hebat hingga diusir oleh Prabowo?
Penjelasan:
Terkait kabar pertengkaran yang beredar antara Prabowo dengan Sandiaga Uno itu, Fadli Zon selaku Dewan Pengarah BPN Prabowo Subianto – Sandiaga Uno akhirnya buka suara. Dalam berita Suara.com yang berjudul "Isu Prabowo Usir Sandiaga Uno Merebak, Fadli Zon Akhirnya Buka Mulut", Fadli Zon mengungkapkan, Prabowo saat itu justru meminta Sandiaga beristirahat di dalam rumahnya.
"Semalam setelah salat Magrib berjemaah di Kertanegara 4 (kediaman Prabowo), Pak @sandiuno kebetulan duduk sebelah saya. Lalu buka puasa dan diminta istirahat atau tidur dulu oleh Pak @prabowo," kata Fadli melalui akun Twitternya @fadlizon, Kamis (18/4/2019).
Setelahnya, ia dan Sandiaga melanjutkan perbincangan. Namun dirinya tidak menjelaskan apakah pertengkaran tersebut terjadi atau tidak.
Pasalnya, Fadli mengatakan dirinya sempat tertidur setelah berbincang dengan Sandiaga Uno lantaran kelelahan.
"Kami terus mengobrol di bawah. Saya ketiduran di kursi 1 sampai 2 jam karena kurang tidur. Begitu saja, sekilas info.”
Pesan yang menyebut terjadi keributan antara Prabowo dengan Sandiaga juga dibantah oleh Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Ferdinand Hutahaean.
"Itu fitnah. Tidak benar," kata Ferdinand kepada Suara.com, Kamis siang.
Presiden Partai Keadilan Sosial (PKS) Sohibul Iman juga kaget disebut ada pertengkaran hingga berujung Prabowo mengusir Sandiaga.
"Waduh cerita apalagi nih. Apalagi saya disebut menengahi," kata Sohibul melalui pesan singkat yang diterima Suara.com, Kamis.
Sohibul kemudian menceritakan suasana di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu malam.
Saat itu, seluruh pimpinan partai Koalisi Indonesia Adil dan Makmur berkumpul termasuk Prabowo dan Sandiaga untuk memantau hasil penghitungan cepat suara Pemilu 2019.
Sohibul menjelaskan, dirinya berada di sana sejak pukul pukul 14.00 WIB hingga malam. Ia bersaksi, tak ada ketegangan seperti yang dikabarkan.
"Tidak ada suasana perbedaan pendapat yang mengarah pada ketegangan, yang ada adalah saling tukar-tukar data dan informasi, lalu membicarakan penyikapan. Semua happy dan menunjukkan kedewasaan menyikapi sikon politik yang ada," ujarnya.
Berita Terkait
-
Bahar Bin Smith Ucapkan Selamat ke Prabowo Sebagai Presiden 2019-2024
-
Prabowo Gelar Pertemuan Tertutup dengan Sejumlah Purnawirawan, Ada Apa?
-
Telepon Rizieq di Arab, Prabowo Ingin Umrah dan Sujud Syukur Depan Kakbah
-
Bos Charta Politika Soroti 4 Kejanggalan Surat Survei Menangkan Prabowo
-
Fakta soal Cegukan Seperti yang Dialami Sandiaga Uno, Bisa Picu Komplikasi!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi