Suara.com - Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi menyebut jika PDI Perjuangan selaku partai pengusung presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi telah memberi sinyal penolakan terhadap Partai Demokrat untuk bergabung.
Pernyataan Teddy itu ia sampaikan melalui akun Twitter @TeddyGusnaidi menyusul sikap Demokrat yang ingin ikut memperkuat pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin.
"Gak diundang oleh partainya pak Jokowi, sinyalnya sudah jelas, menolak @PDemokrat gabung. Kalau masih ngotot mau gabung, apa gak malu pak @SBYudhoyono?" cuit Teddy seperti dikutip Suara.com, Selasa (13/8/2019).
Sebelumnya, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyampaikan sikap partai yang ingin berkontribusi dan ikut memperkuat pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin lima tahun mendatang.
Ia mengatakan, Demokrat ingin membantu Jokowi dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Namun keputusan apakah ikut dalam koalisi atau tidak, hal itu bergantung terhadap sikap Jokowi selaku presiden terpilih.
"Jadi kalau ditanya ke mana arah politik Partai Demokrat ya arahnya adalah untuk memperkuat pemerintahan pak Jokowi ke depan. Namun demikian sikap tersebut kita kembalikan pada pak Jokowi karena pak Jokowi adalah pemegang haknya, beliau lah yang diamanatkan oleh konstitusi sebagai pemegang hak prerogatif dan kita hormati itu," kata Ferdinand kepada wartawan, Senin (12/8/2019).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan kembali jika pernyataan Ferdinand tersebut belum menjadi sikap resmi partai belambang mercy itu. Sikap resmi, kata Syarief baru akan diputuskan melalui Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Ya belum diputuskan sama Majelis Tinggi gitu loh. Memang kan pembicaraan kan di antara kader kan ada yang mau masuk ada yang tidak gitu loh iya kan. Tapi kan komunikasi kan dengan presiden terpilih kan jalan terus, kalau memang sudah pasti pada saatnya akan disampaikan secara resmi," kata Syarief.
Baca Juga: Akhirnya, PAN Setuju dengan Paket Pimpinan MPR Koalisi Jokowi
Berita Terkait
-
Minta Jokowi Tak Sahkan Koopsus TNI, HRWG: Akan Berbahaya Bagi Demokrasi
-
Evaluasi Pelaksanaan Biodiesel, Jokowi: Kita Ingin Kurangi Impor Minyak
-
Viral, Sandhyca Putrie Curhat Rasanya Kerja Jadi Ajudan Iriana
-
Demokrat Ingin Perkuat Rezim Jokowi, Ferdinand: Tapi Kami Sadar Diri
-
Algoritma Bahasa Personifikasi Presiden Jokowi
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
Terkini
-
Cuaca Ekstrem Hari Ini: BMKG Beri Peringatan Dini Hujan Lebat dan Petir di Kota-Kota Ini!
-
Nyaris Jadi Korban Perampasan, Wanita Ini Bongkar Dugaan Kongkalikong 'Polisi' dengan Debt Collector
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok