Suara.com - Helmy Yahya menceritakan bahwa kakaknya Tantowi Yahya sempat melarangnya untuk menjadi Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI.
Larangan itu disampaikan Tantowi sekitar 2,5 tahun lalu sebelum akhirnya Helmy memutuskan memilih menjadi Dirut. Diketahui, Helmy saat ini sudah dicopot dari jabatannya oleh Dewan Pengawas LPP TVRI.
Cerita tersebut disampaikan Helmy saat mengawali rapat dengar pendapat dengan Komisi I di DPR, Selasa (28/1/2020), hari ini.
"Saya ingat, 2,5 tahun yang lalu saya berdiskusi dengan kakak saya, Tantowi Yahya yang pernah juga menjadi salah satu pimpinan Komisi I dan dia terus terang melarang saya, ngapain kamu urusin TVRI? Berat, sulit sekali," kata Helmy mengulang perkataan Tantowi.
Helmy mengaku sempat menuruti omongan sang kakak. Namun, dia mengaku hal itu berubah ketika Helmy didatangi orang yang menyarankan agar mengambil pilihan sebagai Dirut LPP TVRI. Dalam pertemuan itu, orang tersebut mengingatkan Helmy tentang TVRI di mana televisi tersebut merupakan tempat kali pertama sekaligus media belajar Helmy dalam dunia pertelevisian.
Dalam kesempatan itu pula, orang yang sama meminta Helmy untuk mempertimbangkan diri agar dapat kembali ke dunia pertelevisian, terutama ke TVRI untuk mengabdikan diri sebagai Dirut.
"Tapi ada godaan lebih besar, seseorang datang kepada saya, Helmy saya tahu Anda mendapatkan popularitas, Anda mendapatkan pencapaian dalam ekonomi dari mana? Dari dunia televisi kan? Dan TVRI adalah tempatmu belajar," kata Helmy.
Mendengar hal tersebut, Helmy yang sebelumnya mengikuti perkataan Tantowi, kini berbalik. Sebelum memutuskan mengambil langkah menjadi Dirut LPP TVRI, diakui Helmy dirinya juga ikut merundingkan pilihan itu kepada istrinya.
Namun betapa terkejutnya Helmy saat mengetahui kondisi sebenarnya yang ada di TVRI begitu ia resmi dilantik pada 29 November 2017.
Baca Juga: Dicopot TVRI karena Liga Inggris, Petisi Kembalikan Helmy Yahya Bergema
"Luar biasa kondisinya, betul kakak saya inilah kondisi TVRI beberapa tahun lalu," ucap Helmy.
Ia menganggap bahwa kondisi TVRI saat awal ia menjabat tidak sebaik saat ini, salah satunya ialah ada jenjang umur yang jauh berbeda di antara 4.800 karyawan yang didominasi usia tua ketimbang usia muda. Selain itu, Helmy juga menyoroti sejumlah kondisi lain di antaranya mengenai logo, peralatan, hingga jumlah anggaran.
"4.800 karyawan kami, 72 persen itu usianya nonmilenial alias kolonial di atas usia 40 tahun. Yang milenial di bawah 40 (tahun) hanya 28 persen. Tentu sangat tidak ideal untuk sebuah media, sebuah lembaga yang bergerak dalam industri kreatif. Ratingnya share-nya juru kunci, dari 15 kami nomor 15, logonya jadul kata orang," kata Helmy.
Kendati saat ini Helmy sudah diberhentikan oleh Dewan Pengawas sebelum habis masa jabatan, ia mengaku tidak ada penyesalan dalam dirinya. Justru ia menganggap hal tersebut menjadi sebuah pengalaman mahal.
"Apakah saya menyesal? Tentu saja tidak. Bagi saya ini adalah satu pengalaman hidup yang mahal sekali, saya diminta sharing ke mana-mana," ujar Helmy.
Berita Terkait
-
Dewas: TVRI Diprotes karena Tayangkan Discovery Channel Ketimbang Banjir
-
Pecat Hemly Yahya, Dewas TVRI: Tayangan Liga Inggris Tidak Nasionalis
-
Helmy Yahya Dipecat dari Dirut TVRI karena Pembelian Hak Siar Liga Inggris
-
Kisruh Internal TVRI, Helmy Yahya Dipecat Tapi Dapat Banyak Dukungan
-
VIDEO Klarifikasi Helmy Yahya, Usai Dicopot sebagai Dirut TVRI
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!