TAK mudah menembus masuk Suriah ketika perang antara ISIS dan pasukan koalisi internasional tengah berkecamuk.
Dua bulan sebelum tahun 2016 berakhir, Febri dibantu salah satu kerabat pergi ke Suriah.
Kerabatnya itu pula, yang setahun sebelumnya, membantu keluarga Febri menyeberang ke Suriah, ikut ISIS.
Febri harus menempuh jalan memutar. Lebih dulu, kerabatnya memberangkatkan Febri ke Istanbul, Turki.
Selama di Istanbul, Febri menggunakan visa turis. Lima hari dia di kota penuh kenangan era peralihan tersebut, sebelum berangkat ke perbatasan Turki – Suriah.
Kerabatnya meminta Febri menunggu di salah satu titik kota Istanbul yang akan memberangkatnnya ke perbatasan memakai bus.
“Busnya cukup besar, berkapasitas 50 orang. Kami dibawa ke perbatasan lewat jalan setapak,” kata Febri.
Sesampainya di perbatasan, Febri menyerahkan KTP dan Paspor Indonesia kepada ISIS. Febri dan lainnya lantas disuruh lari, masuk ke wilayah Suriah.
Salah kelompok
Baca Juga: Mantan Teroris Serahkan ke Pemerintah Soal Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS
FEBRI yang lugu tak mengenal sekat-sekat organisasi yang bertikai di Suriah, meski sama-sama berpredikat teroris.
Akibatnya, Febri justru ditangkap dan menjadi tahanan. Ia mengira memasuki kawasan ISIS, ternyata kamp milik Jabhat Al Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
"Saya ditangkap selama sebulan, saya tak tahu. Kami bernegosiasi, dan akhirnya dibebaskan setelah mengaku sebagai relawan kemanusiaan.”
Hancurnya impian
TIDAK ada impian indah Febri yang tersisa saat benar-benar masuk ke wilayah ISIS di Suriah.
Tak ada pendidikan gratis. Kesehatan cuma-cuma, ternyata hanya bualan. Di Suriah, hanya ada kota yang sudah hancur lebur akibat perang.
Tag
Berita Terkait
-
Mantan Teroris Serahkan ke Pemerintah Soal Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS
-
Sepakat Tak Pulangkan WNI Eks ISIS, Mahfud: Anak-anak Akan Dipertimbangkan
-
Pemerintah Baru Mau Data WNI Eks ISIS, Pemulangan Belum Fix!
-
Tolak Keras Pemulangan Eks ISIS, PBNU: Mereka Sudah Buang Status WNI
-
Tolak Eks ISIS Pulang, Said Aqil: Quran Perintahkan Nabi Usir Pembuat Gaduh
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Digugat Praperadilan, KPK Bantah Hentikan Penyidikan Kasus Korupsi Kuota Haji Era Gus Yaqut
-
Sempat Jadi Tontonan Warga! Mayat Pekerja Ditemukan Kaku di Bak Kontrol Pompa Air Patung Kuda Monas
-
Viral Cium Anak Perempuan, KemenPPPA Sebut Perilaku Gus Elham Berbahaya: Jangan Normalisasi
-
Gus Elham Suka Cium Anak Kecil, Komisi VIII Sepakat Dengan PBNU: Bertentangan Dengan Ajaran Islam!
-
Greenpeace Ingatkan Pemerintah: COP30 Jangan Jadi Panggung Retorika Iklim
-
KemenPPPA: Perilaku Gus Elham Bisa Masuk Kategori Pidana Kekerasan Terhadap Anak
-
Kepala BGN: Program MBG Penyumbang Terbesar Keracunan Pangan Nasional
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?