Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menggelar konferensi pers soal penanganan virus corona Covid-19, Senin (30/3/2020).
Saat berpidato, salah satu yang ditekankan Anies adalah jumlah orang yang meninggal karena kasus corona di ibu kota terus bertambah. Totalnya, sampai saat ini sudah mencapai 283 korban.
Anies mengatakan, 283 orang itu telah dimulasarakan (dirawat) dan dimakamkan dengan protap jenazah pasien corona.
Data ini dikumpulkan oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota sejak kasus corona pertama, 6 Maret lalu.
"Sejak tanggal 6 (Maret) dimulai ada kejadian pertama itu sampai dengan kemaren tanggal 29 (Maret) itu ada 283 kasus," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (30/3/2020).
Pasien kasus corona ini tidak semuanya dinyatakan positif corona. Beberapa di antaranya masih berstatus diduga terjangkit atau suspect namun sudah wafat sebelum hasil tesnya keluar.
"Ini adalah mungkin mereka-mereka yang belum sempat dites karena itu tidak bisa disebut sebagai positif atau sempat dites tapi belum ada hasilnya," tuturnya.
Kendati demikian, pasien yang belum positif juga harus dimakamkan dan di pulasarakan dengan protap corona.
Protokolnya di antaranya seperti membungkus jenazah dengan plastik hingga petugas harus kenakan Alat Pelindung Diri (APD).
Baca Juga: Suaranya Bergetar saat Ungkap Korban Corona, Anies: Mereka Punya Keluarga..
"Protapnya itu di antaranya bahwa jenazah dibungkus dengan plastik, menggunakan peti, lalu harus dimakamkan kurang dari 4 jam, lalu petugasnya menggunakan APD," jelasnya.
Anies meminta agar masyarakat terus melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan jaga jarak atau physical distancing. Pasalnya, kondisi di Jakarta disebutnya sudah sangat mengkhawatirkan.
Berikut pidato lengkap Anies dalam konferensi pers yang disampaikan dengan suara lirih:
Saya garisbawahi bahwa kondisi penyebaran COVID-19 di Jakarta masih mengkhawatirkan. Tingkat penularannya masih cukup tinggi. Lonjakan kasus cukup besar.
Karena itu, kepada seluruh masyarakat untuk serius dalam melaksanakan pembatasan jaga jarak atau biasa disebut sekarang physical distancing untuk mencegah penularan. Ini harus dikerjakan secara amat serius.
Kemudian Pemprov DKI Jakarta juga secara khusus memberikan instruksi kepada para ketua RT, RW, dasawisma PKK, dan kader PKK untuk melakukan identifikasi atas kelompok masyarakat yang rentan bila tertular COVID-19.
Mereka adalah warga lanjut usia di atas 60 tahun, kemudian penyandang penyakit penyakit bawaan, misalnya ada diabetes, atau penyakit jantung, penyakit paru, ada penyakit tekanan darah tinggi, itu di antaranya.
Jadi, mereka bertugas untuk mengidentifikasi di lingkungannya, lalu secara khusus melakukan sosialisasi cara-cara mencegah dari penularan.
Ada sebagian dari lansia yang tinggal sendirian tanpa didampingi oleh keluarganya, di situ harus ada pendampingan khusus.
Dan kepada para RT RW untuk bisa memberikan dukungan agar mereka bisa tetap bertahan di rumah tanpa harus pergi ke luar.
Kenapa ini saya sampaikan karena selain data jumlah kasus yang di sampaikan resmi Kementerian Kesehatan, Pemprov DKI juga memantau data dari dinas pertamanan dan hutan kota.
Ini adalah dinas yang mengurusi pemakaman. Di bulan maret ini terjadi pemulasaran dan pemakaman dengan menggunakan protap COVID-19, di antaranya bahwa jenazah harus dibungkus dengan plastik, lalu harus dimakamkan kurang dari 4 jam, lalu petugasnya menggunakan APD.
Sejak tanggal 6 itu mulai ada kejadian pertama sampai dengan kemarin tanggal 29 itu ada 283 kasus. Artinya ini adalah mungkin mereka mereka yang belum sempat dites, karena itu tidak bisa di sebut sebagai positif, atau sudah tapi belum ada hasilnya kemudian wafat.
Ini menggambarkan bahwa situasi di Jakarta terkait dengan COVID-19 amat mengkhawatirkan. Karena itu saya benar-benar meminta kepada seluruh masyarakat Jakarta, jangan pandang angka ini sebagai angka statistik.
283 itu bukan angka statistik. Itu adalah warga kita yang bulan lalu sehat bisa berkegiatan. Mereka punya anak mereka punya istri punya saudara.
Dan ini semua harus kita cegah pertambahannya dengan secara serius pembatasan. Tinggallah di rumah disiplin untuk menjaga jarak. Lindungi diri, keluarga, lindungi tetangga lindungi semua.
Jangan sampai Dinas pertamanan dan hutan kota yang mengurusi makam ini punya angka yang lebih tinggi lagi. Mari kita punya tanggung jawab. Ini kenapa Kami merasa perlu untuk menyampaikan pesan yang amat kuat pada seluruh masyarakat."
Berita Terkait
-
Gubernur DIY Perbolehkan Pemudik Pulang ke Jogja, Syaratnya....
-
Ada Wabah Virus Corona Covid-19, Kriminalitas di Indonesia Turun Drastis
-
Suaranya Bergetar saat Ungkap Korban Corona, Anies: Mereka Punya Keluarga..
-
81 Medis Jakarta Positif Virus Corona
-
Hanya 2 Hari, Tenaga Medis di Jakarta Positif Corona Naik Jadi 81 Orang
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo