Suara.com - China dituding berbohong dengan menyembunyikan tingkat penyebaran corona di negaranya serta laporan jumlah kasus dan kematian akibat pandemi itu. Demikian hasil laporan intelijen Amerika Serikat seperti dikutip dari Bloomberg.
Tiga pejabat Negeri Paman Sam mengklaim, berdasarkan temuan intelijen mereka, laporan China tentang statistik jumlah korban tewas dan jumlah kasus corona alias Covid-19 di sana sengaja dibuat tidak lengkap.
Laporan intelijen AS tersebut tentu bertolak belakang dengan pernyataan China. Ya, belakangan Negeri Tirai Bambu itu mengklaim sukses memberangus corona, menekan kematian, dan melaporkan mulai terjadi penurunan korban di sana.
Seperti diketahui, wabah virus corona sendiri pertama kali muncul di Wuhan, China, pada akhir tahun 2019, tetapi China sejauh ini secara terbuka hanya melaporkan korban sebanyak 82.361 kasus dan 3.293 kematian per 1 April 2020.
Melansir dari laman Hops.id--jaringan Suara.com--, Senin (6/4/2020), data ini tentu menggambarkan, kalau China yang menjadi titik awal kemunculan kasus, tak separah kena dampak virus corona dibanding Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol.
AS sendiri sejauh ini menurut data Johns Hopkins University of Medicine menjadi negara paling parah terkena virus corona. Per Kamis 2 April 2020, kasus positif coronaa di Amerika mencapai 216.722 orang dengan kematian 5.137 orang dan sembuh 8.672 orang.
Terkait hal ini, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan, sebenarnya kasus corona di negaranya bisa jauh lebih baik tertangani jika China terbuka soal data dari awal. Pasalnya, sejak awal kemunculan, China malah seolah menutupi kasusnya kepada dunia.
“Kenyataannya adalah bahwa kita bisa lebih baik jika China lebih terbuka. Tapi yang nampak jelas sekarang adalah bahwa jauh sebelum dunia mengetahui, pada Desember, China sudah berurusan dengan ini, dan sebulan kemudian wabah itu makin nyata di China,” kata Pence seperti melansir dari CNN.
Sementara itu, ahli imunologi Gedung Putih, Deborah Brix, mengatakan, laporan kasus korban corona dari China sebenarnya sangat penting. Sebab ini mempengaruhi bagaimana negara-negara lain untuk merespons wabah tersebut.
Baca Juga: Pemerintah China Akhirnya Berikan Penghargaan pada Dokter Li Wenliang
“Komunitas medis menafsirkan data China lebih kecil dari yang diperkirakan (palsu),” katanya.
“Saya pikir, kita mungkin kehilangan sejumlah besar data, sekarang apa yang kita lihat terjadi pada Italia dan apa yang terjadi pada Spanyol.”
Bisa puluhan kali lipat
Temuan intelijen AS ini makin menguatkan banyak pihak yang meragukan data kematian corona di China. Marco Rubio, seorang senator terkemuka dari Partai Republik dan mantan kandidat presiden dari AS, mengatakan data China memang sangat aneh.
Pun demikian dengan dengan Pemerintah Inggris. Mereka juga meragukan pelaporan China. Menteri Konservatif dan mantan kandidat Perdana Menteri Michael Gove mengatakan Partai Komunis China tidak dapat dipercaya.
“Beberapa laporan dari Tiongkok tidak jelas tentang skala, sifat, daya menular dari (virus) ini,” katanya kepada BBC.
Berita Terkait
-
UEFA Bantah Deadline Liga Champions 2019/2020 pada 3 Agustus
-
Jadi ODP Corona, Pendatang Masuk ke Banjarbaru Wajib Celupkan Jari ke Tinta
-
Waspada! Ada Malware Berkedok Informasi COVID-19 di Komputer
-
Bebas Ganjil Genap, Bukan Berarti Tilang e-TLE Jadi Kendor
-
Malaysia Lockdown, Keluarga dan Anak Balita Cuma Bisa Makan Nasi Pakai Gula
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik
-
Kondisi FN Membaik Pasca Operasi, Polisi Siap Korek Motif Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Besok
-
Wakil Ketua Komisi X DPR: Kemensos dan Kemendikbud Harus Jelaskan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN