Suara.com - Seorang pasien positif virus corona di Jambi membuat gempar warga, Selasa (7/4/2020) malam. Pasien yang dinyatakan sebagai pasien 01 di Jambi asal Kabupaten Tebo itu dikabarkan dipulangkan oleh pihak RSUD Raden Mattaher Jambi yang informasinya atas permintaan keluarga.
Dilansir dari Metrojambi.com (jaringan Suara.com), pasien positif corona itu dijemput oleh keluarganya pada Selasa malam dan pulang ke rumahnya di kawasan Pasir Putih, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.
Kabar yang beredar secara berantai di media sosial membuat sebagian warga gempar, khususnya di sekitar kediaman pasien positif tersebut. Hingga kemudian, pasien tersebut kembali dijemput oleh petugas RSUD Raden Mattaher.
Belum diketahui secara pasti, apakah pasien positif corona itu sudah resmi dinyatakan sembuh atau belum. Warga yang takut mendekat hanya melihat dari kejauhan saat tim medis menjemput pasien tersebut.
Kejadian ini juga dibenarkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jambi, Kombes M Yudha Setyabudi yang turun langsung ke RSUD Raden Mattaher.
"Saya lagi riksa (pemeriksaan di RSUD Raden Mattaher)," kata singkat saat dihubungi via telepon.
Sebelumnya, personel Brimob Polda Jambi juga sudah mendatangi kediaman pasien di kawasan Pasir Putih dan melakukan penyemprotan disinfektan. Hal itu dilakukan tak lama setelah sang pasien dijemput oleh petugas rumah sakit.
Pengakuan Keluarga
Salah seorang kerabat atau orang dekat pasien di Pasir Putih yang enggan disebut identitasnya memberikan pengakuan dan mengklarifikasi kejadian yang baru saja menimpa kerabatnya itu.
Baca Juga: Bandel Gelar Resepsi Saat Corona, 2 Pesta Nikah di Jambi Dibubarkan Polisi
Ia bercerita awal mula sang pasien bisa dipulangkan dari rumah sakit yang menurutnya berdasarkan instruksi dari dokter. Di mana dokter, kata dia, menyatakan, pasien sudah dalam kondisi bagus dan baik.
"Jadi dokter menyuruh balik, boleh isolasi mandiri di rumah," kata dia.
Sebenarnya, kata dia, pihak keluarga pasien sempat merasa tidak yakin akan hal itu. Karenanya, pihak keluarga berinisiatif menanyakan kepada dokter untuk memastikan atas izin pulang yang diberikan.
"Tidak apa-apa ya saya pulang dok? Tak apa-apa pak, tapi bapak jangan keluar-keluar. Di kamar saja khusus. Iyalah bapak mau juga, saya pun juga senang lah kan," ujar sumber tersebut menirukan percakapan pihak keluarga dengan dokter.
"Setelah itu memang saya membuat surat pernyataan (kepulangan) karena dia (dokter) maksa. Dialah yang buat dialah yang tandatangan," sambungnya.
Namun setibanya di rumah, justru mendapat respon beragam dari masyarakat hingga berujung kehebohan pada Selasa malam. Di mana ada yang menyebut, jika pasien nekat pulang dari rumah sakit.
Oleh karenanya, pihak keluarga menduga jika kejadian tersebut lantaran tidak ada koordinasi lebih dahulu antara manajemen di RSUD Raden Mattaher dengan Dinkes Provinsi Jambi.
"Sebab pihak dinkes menanyakan ke saya. Kenapa ibu pulang? karena saya disuruh jemput bapak, ya saya jemput. Ternyata dia tidak koordinasi dengan dinkes. Sudah sampai situ baru dibilang tak boleh," katanya lagi.
Ia menegaskan jika kepulangan pasien bukan karena keluarga yang memaksa atau nekat pulang.
"Kami tidak meminta balik, kami ngerti aturan kok, ini secara rekomendasi dokter. Secara medis kondisi bapak (pasien) sudah bagus, tapi secara SOP dinkes yang tak boleh (pulang), kami merasa dipermainkan, disalah-salahkan pula, warga di sini tahunya kami yang salah," imbuhnya.
Sementara itu, belum ada tanggapan resmi dari pihak RSUD Raden Mattaher maupun Dinkes Provinsi Jambi.
Berita Terkait
-
Imbas Corona, Pemkot Surabaya Gratiskan Tagihan PDAM 2 Bulan
-
Dokter Tompi: Cegah Penularan Corona Bukan dengan Bebaskan Napi
-
Wajib Baca! Cara Mencuci Masker Kain yang Benar agar Virus Hilang
-
Tak Cuma Indonesia, Rencana Turki Bebaskan Napi karena Corona Tuai Kecaman
-
85 Anggota DPRD Banten Jalani Rapid Test Virus Corona, Ada yang Menolak
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara