Suara.com - Teori konspirasi, misinformasi, dan spekulasi tentang virus corona telah membanjiri media sosial. Tetapi siapa yang memulai desas-desus ini? Dan siapa yang menyebarkannya?
Kami telah menyelidiki ratusan cerita yang menyesatkan selama pandemi ini.
Hal ini memberi kami gambaran tentang siapa orang yang ada di belakang informasi yang salah - dan apa yang memotivasi mereka. Berikut adalah tujuh jenis orang yang memulai dan menyebarkan kebohongan:
Mengapa orang pintar dan terdidik percaya mitos seputar virus corona? Google blokir 18 juta email hoaks tentang virus corona setiap hari Mitos-mitos 'pengobatan' virus corona yang harus dihindari Virus corona dalam teori konspirasi dan hoaks: Video sup kelelawar, senjata biologi rahasia, hingga tim mata-mata Joker
Anda mungkin berharap tidak ada orang yang akan tertipu oleh voice note WhatsApp yang beredar, yang mengklaim pemerintah sedang memasak lasagna raksasa di stadion Wembley untuk memberi makan warga London. Tetapi beberapa orang tidak mengira itu adalah lelucon.
Ada pula orang iseng yang membuat tangkapan layar palsu, yang isinya pemerintah akan mendenda si penerima pesan karena terlalu sering meninggalkan rumah. Pembuat pesan palsu berpikir akan lucu untuk menakut-nakuti orang yang melanggar aturan lockdown.
Setelah mendorong pengikut akun media sosialnya membagikan pesan palsu itu di Instagram, pesan itu sampai ke grup Facebook lokal dan direspons oleh warga yang khawatir.
"Saya benar-benar tidak ingin membuat panik," kata orang iseng, yang tidak mau nama aslinya disebut itu.
"Tetapi jika mereka percaya tangkapan layar di media sosial, mereka benar-benar perlu mengevaluasi kembali cara mereka mengkonsumsi informasi di internet."
Baca Juga: Harta Diciduk usai Sebar Hoaks Maruf Amin Tertular Corona ke Grup FB Jokowi
Penipu
Pesan palsu lain seakan-akan dikirim oleh pemerintah atau dewan lokal. Pesan semacam itu dibuat oleh penipu yang mencari uang dari pandemi.
Salah satu penipuan yang diselidiki oleh organisasi Full Fact pada bulan Maret adalah pesan yang menyebut pemerintah menawarkan kelonggaran cicilan dan meminta rincian bank mereka.
Foto teks penipuan dibagikan di Facebook. Karena diedarkan melalui pesan teks, sulit untuk mengetahui siapa yang berada di balik penipuan itu.
Para penipu mulai menggunakan berita palsu tentang virus untuk menghasilkan uang sejak awal Februari, dengan email yang mengatakan orang-orang dapat "mengklik tinjauan mengenai cara penyembuhan Covid-19" atau mereka berhak atas pengembalian pajak karena wabah.
Politisi
Berita Terkait
-
Harta Diciduk usai Sebar Hoaks Maruf Amin Tertular Corona ke Grup FB Jokowi
-
Sebar Hoaks Wapres Ma'ruf Amin Terpapar Corona, Pria Bali Diciduk Polisi
-
CEK FAKTA: Benarkah Ganjar Berkata Nonton Video Porno Tak Batalkan Puasa?
-
Dalam Sebulan Polda Metro Tangani 443 Kasus Hoaks Virus Corona
-
Hansip Sebar Pesan Suara ke Warga, Sebut Banyak Maling Dilepas saat Corona
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Islah di Menit Akhir? Mardiono dan Agus Suparmanto Bersatu Pimpin PPP
-
Aksi Perlawanan Menggema: Tuntut UU Ketenagakerjaan Berpihak ke Buruh!
-
Warga Dukung Pemekaran Kelurahan Kapuk: Semoga Urusan KTP Tak Lagi Ribet dan Bolak-balik
-
Perwira Junior Berpeluang Isi Jabatan Strategis, Prabowo Mau Hapus Kultur Senioritas di TNI?
-
Target Puncak Emisi Indonesia Mundur ke 2035, Jalan Menuju Net Zero Makin Menantang
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?
-
Demo di Tengah Reses DPR: Mahasiswa Gelar 'Piknik Protes' Sambil Baca Buku, Cara Unik untuk Melawan
-
IETD 2025: Energi Bersih Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bagaimana Caranya?