Suara.com - Peristiwa pilu terjadi di di Rumah Sakit Umum Shaqra, Arab Saudi. Bocah berusia 1,5 tahun (18 bulan) tewas setelah alat test swab Covid-19 patah di dalam hidung.
Menyadur Gulfnews, anak tersebut dibawa ke rumah sakit lantaran mengalami deman tinggi. Orang tuanya ingin memastikan putranya terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Namun, dalam proses tes Covid-19 alat swab test patah di dalam hidung dan memaksa dokter menggunakan anestesi umum untuk menunjukkan hasil swab dari tenggorokan.
Namun, bocah itu justru dibiarkan tanpa tindak lanjut yang menyebabkannya kehilangan kesadaran karena saluran pernapasannya tersumbat.
Setelah 24 jam di rumah sakit, bocah malang itu meninggal dunia.
Abdullah Al Joufan, ayah dari anak tersebut menceritakan detail kejadian tragis itu. Dia membenarkan telah menolak pemeriksaan anestesi umum untuk anaknya.
Namun dokter bersikeras dan menunjukkan bahwa setelah operasi akan ada pemeriksaan dari dokter spesialis anak. Faktanya, dokter spesialis itu tengah cuti.
Sehari setelah insiden patah alat swab dalam hidung, keluarga terkejut lantaran bocah tersebut tiba-tiba kehilangan kesadaran akibat tersumbatnya saluran pernapasan.
Di tengah upaya untuk menyadarkannya kembali, pihak keluarga memutuskan untuk memindahkan bocah itu ke rumah sakit khsusu di Riyadh.
Baca Juga: Hasil Autopsi Pasien Covid-19 Meninggal, Semua Alami Pembekuan Darah
Namun nahas, ketika ambulan datang, nyawa anak laki-laki itu sudah tidak dapat lagi tertolong.
Ayah bocah itu mencatat dia telah menyerahkan dua laporan untuk menyelidiki kasus kematian anaknya. Dia juga meminta Menteri kesehatan untuk membentuk tim investigasi.
Al Joufan mengaku telah menerima telepon dari Menteri Dr. Tawfiq Al Rabiah yang menyampaikan belasungkawa atas kematian putranya.
Direktur Urusan Kesehatan di Riyadh Hassan Al Shahrani, menekankan bahwa Menteri berjanji untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
Berita Terkait
-
Pasien Positif Corona Secapa AD Bandung Berkurang, Kini Jadi 1.026 Orang
-
Aturan Wajib Masker Dimanfaatkan Muda-Mudi untuk Beli Miras
-
Waduh, Antibodi untuk Covid-19 Disebut Bisa Berefek Merusak pada Tubuh
-
Temuan Peneliti, Silent Spreader Mungkin Penyebab Setengah Kasus Covid-19
-
Posting Soal Covid-19 Pakai Ayat Al Quran, Blogger Dipenjara 6 Bulan
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
Terkini
-
Efek Domino Kasus SYL, KPK Bongkar Korupsi Baru Pengadaan 'Asam Semut' di Kementan
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui
-
500 Ribu Lulusan SMK Siap Go Global: Cak Imin Targetkan Tenaga Terampil Tembus Pasar Dunia
-
Indonesia Siap Tambah Bahasa Portugis ke Kurikulum, Ini Alasan Strategisnya
-
Pemerintah Siapkan Beasiswa Khusus Siswa SMK yang Ingin Kerja di Luar Negeri, Termasuk Pakai LPDP
-
Sempat Tegang karena Dijaga Ormas GRIB, Begini Situasi Terkini 'Rumah Lelang' di Petukangan
-
Lagi-lagi Absen Panggilan, Nasib Tersangka Sekjen DPR Indra Iskandar Makin Tak Jelas
-
Nekat Pasok Sabu ke Napi Lewat Sandal, SM Malah Masuk Penjara Gegara Gesture Gelisah
-
Sepakat Kembangkan PLTA di Indonesia: PLN dan J&F S.A Brasil Teken MoU di Depan Dua Presiden
-
Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Dikritik, Mensos Gus Ipul: Itu Bukan Keputusan Saya Pribadi