Suara.com - Seorang pria berinisial RAP (22) harus mendekam di balik jeruji besi Mapolres Ogan Ilir. Warga Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir ini ditangkap polisi karena memperkosa inisial AS (15), yang tak lain adalah adik iparnya sendiri.
Saat diamankan di kantor polisi, terungkap modus yang dilakukan RAP. Dalam aksi bejatnya itu, RAP mengajak AS untuk bermain kartu remi di dalam rumah di Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir.
Kejadian itu bermula saat AS tengah menyapu di rumah RAP pada 4 Februari 2020 lalu. Melihat sang adik ipar, RAP keluar rumah dan mengajaknya main kartu dengan taruhan yang kalah mendapat hukuman dijentik jarinya.
“Saat pelaku kalah dalam permainan kartu itu, pelaku lari ke dalam kamar. Korban pun mengejar untuk menghukumnya,” ujar Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir AKP Roby Sugara, melalui pesan singkat, Sabtu (25/7/2020).
Kemudian, RAP langsung menarik AS dengan kuat sampai AS terguling dipelukannya. Sembari mengancam AS dengan senjata tajam (sajam) berupa pisau, RAP melakukan aksi pencabulan itu terhadap AS.
“Pelaku mengancam korban dengan pisau sebelum melakukan aksi pencabulannya. Pelaku mengancam akan membunuh korban kalau berteriak,” kata dia.
Ketika akan memperkosa yang kedua kalinya, istri pelaku yang tengah pergi ke pasar tiba-tiba pulang dan pelaku langsung melarikan diri.
“Setibanya di rumah, istri pelaku curiga sang adik berada di dalam kamarnya. Saat diinterogasi akhirnya terungkap kasus ini (pemerkosaan). Setelah itu, pihak keluarga melaporkannya ke kantor polisi,” ucap dia.
Roby menjelaskan, dari laporan keluarga AS akhirnya petugas melakukan penyidikan. Dengan sejumlah barang bukti, akhirnya RAP ditangkap saat melintas di Jalan Lintas Timur, Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir pada 21 Juli 2020.
Baca Juga: Berawal Sewa PSK Waria, Pria di Bangka Tengah Cabuli Puluhan Anak
“Tersangka diamankan tanpa perlawanan dan langsung kita bawa ke Mapolres Ogan Ilir untuk dilakukan pemeriksaan,” tutup dia.
Dalam kasus ini, RAP dijerat Pasla 82 Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak Juncto Pasal 81 Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak.
RAP terancam kurungan penjara paling lama 15 tahun akibat melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur.
Kontributor : Rio Adi Pratama
Berita Terkait
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri
-
Air Doa jadi Modus, ABG di Bandung Dicabuli Dukun Dalih Ritual Sembuhkan Penyakit
-
Divonis 11 Tahun Penjara, Ini Tampang Stefani, Mahasiswi Pemasok Anak untuk Eks Kapolres Ngada
-
Mantan Kapolres Ngada Fajar Widyadharma Hadapi Vonis, DPR Desak Hukuman Maksimal
-
Siswi SD di Cilincing Jakut Tewas usai Dirudapaksa ABG, Ibu Korban Mendadak Meninggal
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?