Suara.com - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok belum lama ini mengungkap bobroknya Direksi PT Pertamina (Persero). Hal tersebut sontak mengundang reaksi dari sejumlah kalangan yang lantas mempertanyakan hubungan antar para pemangku kepentingan di dalamnya.
Hari ini Kamis (17/9/2020), Ahok berkesempatan untuk menghadap langsung Erick Thohir, Menteri BUMN yang juga bertanggung jawab atas PT Pertamina (Persero).
Pertemuan ini diketahui publik usai Ahok mengunggah sebuah foto lewat akun Instagram @basukibtp.
Dalam unggahan tersebut, terlihat foto saat Ahok berdiri bersebelahan dengan Erick Thohir.
Ahok mengatakan bahwa Ia menemui Erick Thohir guna menyampaikan kritiknya. Sementara itu, Erick pun disebut telah menerima kritikannya dengan baik.
"Tadi habis bertemu dengan Menteri BUMN. Kritik dan saran yang saya sampaikan, diterima dengan baik oleh Pak Erick," kata Ahok, dikutip Suara.com.
Lebih lanjut lagi, Ahok mengungkapkan bahwa ia dititipi pesan oleh Erick Thohir untuk selalu menjaga keutuhan tim kerja dan terus melakukan transformasi BUMN.
"Dan saya juga akan menjaga pesan Pak Erick untuk menjaga soliditas teamwork dan terus melakukan transformasi BUMN," sambungnya.
Unggahan Ahok tersebut telah disukai oleh lebih dari 96.000 pengguna Instagram.
Baca Juga: Pertamina Tindaklanjuti Kritik Ahok, Analis: Itu Bukan Buka Aib Perusahaan
Ahok Bongkar Aib Pertamina, Kementerian BUMN Buka Suara
Ahok yang menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina sejak 22 November 2019, mengaku sering geleng-geleng kepala dengan berbagai kebijakan direksi Pertamina.
Keputusan bisnis Pertamina seringkali tidak masuk akal dalam kalkulasi bisnis. Akibatnya, Pertamina harus menanggung utang yang jumlahnya cukup besar.
Ahok mencontohkan, kebijakan manajemen Pertamina yang rajin mengakuisisi sumur minyak di luar negeri. Pembelian ladang minyak dilakukan dengan utang.
“Sudah ngutang 16 miliar dolar AS, tiap kali otaknya minjam duit terus, saya sudah kesal ini. Minjam duit terus, mau akuisisi terus,” terang Ahok seperti dikutip dari tayangan yang diunggah akun Youtube POIN dilihat pada Rabu 16 September 2020.
Diungkapkan Ahok, selain secara hitungan bisnis kurang menguntungkan, Pertamina sebaiknya fokus mengeksplorasi ladang minyak di dalam negeri.
Dirinya masih meminta penjelasan kenapa banyak kilang baru yang belum juga dibangun. Padahal, lanjut dia, sudah ada beberapa investor yang serius patungan bisnis dengan Pertamina.
Ahok membeberkan kalau posisinya di Pertamina juga seringkali dipermasalahkan. Alasannya, karena keberadaannya mengganggu keharmonisan dalam perusahaan.
Banyak praktik tata kelola Pertamina yang menurutnya sangat tidak efisien. Mantan Bupati Belitung Timur ini menyinggung soal gaji di Pertamina yang menurutnya tidak masuk akal dalam pengelolaan perusahaan.
Dia menemukan, seorang pejabat Pertamina masih menerima gaji meskipun jelas-jelas sudah dicopot dari jabatannya.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, bahwa hal tersebut merupakan urusan internal perusahaan. Kementerian BUMN dalam hal ini memberikan ruang untuk keduanya antara komisaris dan direksi Pertamina berkomunikasi.
"Menjawab mengenai pernyataan Ahok sebagi komut, tentunya itu urusan internalnya Pertamina. Kita berikan ruang untuk direksi dan komisaris melakukan komunikasi, jadi kita tetap meminta mereka komunikasi dengan baik antara komisaris dan direksi lah," kata Arya Sinulingga.
Menurut Arya, bagaimanapun komisaris yang ditempatkan di setiap BUMN sebelumnya melalui proses yang musti dijalani dari Kementerian BUMN.
"Soal komisaris di BUMN ya semua berasal dari Kementerian BUMN, termasuk pak Ahok juga dari kita kan dari Kementerian BUMN, sementara yang lain kan memang dari kita semua. Namanya juga BUMN penugasannya dari Kementerian BUMN gitu lho," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO