Suara.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adidasmito, menyebut lebih dari lima orang kepala daerah dan pejabat publik meninggal karena terpapar Covid-19.
"Kami turut berbelasungkawa terhadap kejadian ini," ujar Wiku di Kantor Presiden, Kamis (17/9/2020).
Diketahui Kepala Daerah dan pejabat publik yang meninggal karena Covid-19 yaitu Wakil Bupati Way Kanan Edward Anthony, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin, Ketua DPRD Jepara Imam Zusdi Ghozali, Wali Kota Tanjung Pinang Syahrul, Wali Kota Morowali Utara Aptripel Tumimomor, Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani dan baru -baru ini Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.
Wiku menuturkan, pejabat yang meninggal karena virus corona diungkap ke publik sebagai bentuk transparansi. Sehingga tidak boleh ada stigma negatif kepada siapapun termasuk ke pejabat publik.
"Karena virus ini tidak mengenal jabatan, tidak mengenal jenis kelamin, tidak mengenal umur, dan tidak mengenal waktu. Siapapun bisa terkena. Dan ini terjadi tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia," kata dia.
Wiku menuturkan, akhir-akhir ini banyak kasus-kasus positif di lingkungan perkantoran khususnya di instansi pemerintah.
Namun klaster penyumbang kasus Covid-19 terbanyak dari klaster rumah sakit, bukan perkantoran.
"Sebenarnya sampai saat ini klaster penyumbang kasus terbanyak masih diduduki oleh RS, bukan perkantoran. Namun jumlah klaster perkantoran makin lama makin meningkat. Perlu diingat bahwa klaster adalah suatu konsentrasi atau kumpulan kasus di suatu tempat karena terjadi penularan di lokasi tersebut," ucap Wiku.
Karena itu ia mengimbau seluruh pihak yang berada di perkantoran untuk tetap waspada penularan Covid-19.
Baca Juga: Alasan Kenapa Suplemen RHT Tak Perlu Uji Klinis Untuk Dapatkan Izin BPOM
"Mohon agar semua pihak yang berada di perkantoran atau yang perjalanan menuju kantor atau pulang sebagai potensi penularan, yang berkontribusi pada kasus perkantoran, agar benar-benar dicegah agar tidak terjadi korban. Apakah dari klaster perkantoran atau lainnya yang makin lama makin tinggi," katanya.
Berita Terkait
-
Alasan Kenapa Suplemen RHT Tak Perlu Uji Klinis Untuk Dapatkan Izin BPOM
-
IDI Ungkap Masih Banyak Dokter Belum Terima Uang Insentif Covid-19
-
Duh, 80 Persen Kasus Kematian Covid-19 dari Kelompok Usia di Atas 45 Tahun
-
Waspada! Angka Penularan Covid-19 di Kota Makassar Masih Sangat Tinggi
-
Studi Canada: Virus Corona dapat Membantu Ilmuwan Melawan Kanker
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa