Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan optimisme terhadap kemitraan ASEAN dan Korea Selatan tidaklah surut meski dunia tengah dilanda pandemi beserta dampak yang ditimbulkannya.
Kata Jokowi, kemitraan erat yang terjalin tersebut justru dapat berkontribusi bagi upaya menanggulangi pandemi dan pemulihan ekonomi di kawasan.
"Akhir tahun lalu, di Busan (Korea Selatan), saya menyampaikan optimisme terhadap Kemitraan ASEAN-Korea Selatan. Di tengah situasi pandemi ini saya tetap optimistis. Optimistis bahwa kemitraan strategis ASEAN-Korea Selatan dapat berkontribusi bagi upaya melawan pandemi dan pemulihan ekonomi di kawasan," ujar Jokowi saat berpidato secara virtual pada KTT ke-21 ASEAN-Korea Selatan, melalui keterangannya, Kamis (12/11/2020).
Menurut Jokowi, optimisme tersebut harus diwujudkan dalam dua hal, yakni kolaborasi antara ASEAN dan Korea Selatan dalam pemulihan kawasan serta penguatan kerja sama dalam hal ketahanan kesehatan.
Kolaborasi bagi pemulihan ekonomi kawasan kata Jokowi diperlukan untuk menumbuhkan harapan baru bagi masyarakat dan dunia usaha yang nantinya dapat membantu daya ungkit ekonomi kawasan.
"Salah satu upaya menumbuhkan harapan baru masyarakat adalah integrasi ekonomi di kawasan termasuk melalui RCEP dan FTA (free trade agreement) ASEAN-Korea Selatan. Saya mengapresiasi komitmen Korea Selatan terhadap integrasi ekonomi kawasan dan penandatanganan RCEP tahun ini," tutur Jokowi.
Jokowi melanjutkan, ASEAN dan Korea Selatan harus bekerja keras menjamin rantai pasokan global termasuk melalui perluasan investasi Korea Selatan di Asia Tenggara dan memperkuat ASEAN sebagai basis produksi Korea.
Transformasi digital dan teknologi pada UMKM serta penguatan kerja sama ekonomi kreatif juga dapat mendorong bergeraknya ekonomi di kawasan.
Adapun untuk penguatan kerja sama dalam hal ketahanan kesehatan, Jokowi menyebut bahwa pemulihan ekonomi hanya dapat berjalan baik bila terdapat jaminan kesehatan.
Baca Juga: Istana Tanya Balik Habib Rizieq: Siapa yang Dikriminalisasi? Ulama Mana?
Jokowi menyebut di masa pandemi ini, penanganan kesehatan akibat pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi harus berjalan beriringan.
Dalam jangka pendek, kemitraan ASEAN dan Korea Selatan harus menjamin ketersediaan obat-obatan dan vaksin Covid-19.
Sementara dalam jangka panjang, kemitraan ASEAN dan Korea Selatan dapat diarahkan untuk membangun mekanisme ketahanan kesehatan di kawasan, khususnya infrastruktur kesehatan di tingkat nasional, industri kesehatan yang kuat di kawasan, dan kerangka ketahanan kesehatan kawasan termasuk sistem peringatan dini dan SoP di masa pandemi.
"Keunggulan Korea Selatan dalam sistem digitalisasi layanan kesehatan dapat dijadikan salah satu bidang kerja sama baru ASEAN-Korea Selatan," imbuhnya.
Selain itu, Jokowi menuturkan bahwa perang melawan pandemi dan pemulihan ekonomi hanya dapat dilakukan apabila kawasan berada dalam kondisi damai dan aman.
Untuk itu, pada usia ke-10 kemitraan strategis ASEAN-Korea Selatan, Jokowi mengajak kedua pihak untuk menjadi penjaga perdamaian, keamanan, dan stabilitas kawasan.
"Perang melawan pandemi dan pemulihan ekonomi hanya bisa dilakukan jika kawasan kita damai dan aman. Pada usia ke-10 kemitraan ASEAN-Korea Selatan, saya ingin kembali mengajak ASEAN-Korea Selatan untuk menjadi guardian bagi kawasan yang damai, aman, dan stabil untuk kesejahteraan rakyat kita bersama dan dunia," katanya.
Berita Terkait
-
Kenapa Abu Bakar Ba'asyir Mendadak Temui Jokowi? Misteri Pertemuan 20 Menit Dua Tokoh Kontras
-
Kebijakan Pengendalian Udara 20 Tahun Mati Suri, Investasi Ekonomi Terancam?
-
Investasi Transformatif di Era Ekonomi Global yang Berubah Cepat
-
Viral Lagi Pengakuan Lawas Gibran, Dulu Nganggur Tapi Main Game Pakai Joki
-
Nasihat Mengejutkan Abu Bakar Ba'asyir untuk Jokowi: Rakyat, Pemimpin, Kafir Harus Dinasehati!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Udang Beku Radioaktif di Cikande: Zulhas Klaim Tak Ganggu Ekspor Nasional
-
Sebelum 'Adu Geber' di Sirkuit Mandalika, Marc Marquez Merapat ke Istana
-
Bukan Sekadar Sitaan Biasa: Alasan KPK 'Selamatkan' Mercy Warisan BJ Habibie
-
Uang Cicilan Rp 1,3 Miliar Disita KPK, Mercy BJ Habibie Batal Jadi Milik Ridwan Kamil
-
Disentil Buruh karena Lambat, DPR Janji Bikin UU Ketenagakerjaan Baru Secara Terbuka
-
Pimpinan DPR RI Terima Draf RUU Ketenagakerjaan dari Koalisi Serikat Buruh
-
Fokus Infrastruktur, Pemprov Jateng Terus Kebut Perbaikan Jalan pada 2025
-
Cukai Rokok 2026 Tidak Naik, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Mau Industri Kita Mati
-
Gibran Belajar Makan Empek-empek, Dokter Tifa Meledek: Pejabat Jadi Babu dan Babysitter ABK?
-
Mobil Mercy Antik B.J. Habibie Seret Ridwan Kamil ke Pusaran Korupsi, KPK Pastikan Panggil RK