Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut efek pandemi covid-19 akan lebih lama bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Pasalnya kata Anies, sistem kapasitas keuangan dan kesehatan di negara berkembang terbatas.
"Ketika berhadapan dengan suasana pandemi, saya rasa ini adalah salah satu persimpangan penting umat manusia sedunia, bukan hanya kita di Indonesia. Efeknya akan lama dan mungkin lebih lama bagi negara-negara yang berkembang seperti kita (Indonesia), karena kapasitas keuangan , kapasitab sistem kesehatan dan lain-lain," ujar Anies dalam sambutan Peluncuran dan Bincang Buku Negara Bangsa di Simpang Jalan secara virtual, Sabtu (7/8/2021).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menuturkan dalam menangani pandemi, setiap negara akan selalu menemui persimpangan jalan, sehingga akan ada pilihan yakni benar dan salah.
Ia menekankan, ketika pilihan di persimpangan jalan mengutamakan kepentingan bersama, orang banyak, dan kepentingan negara, maka pilihan perisimpangan jalan menjadi benar.
Sebaliknya, kata dia, jika tidak mengutamakan kepentingan orang banyak akan muncul masalah.
"Saya di sini menggarisbawahi di simpang jalan ketika pilihan dalam persimpangan itu mengutamakan kepentingan bersama, kepentingan orang banyak, kepentingan untuk negara, maka pilihan persimpangan jalannya jadi benar. Ketika pilihannya tidak mencerminkan itu, di situ muncul problem," kata dia.
Karena itu, kata Anies, semua pihak harus mengambil hikmah dari perjalanan selama ini dan mementingkan keselamatan di tengah pandemi.
"Sehingga kita harus secara serius mengambil hikmah dari perjalanan selama ini. Kalau ketemu simpang simpang jalan itu, apa sih harus dijadikan rujukan untuk ambil keputusan," katanya.
Baca Juga: Soal Politisi Ikan Lele, Arteria PDIP: Memang Ada yang Coba Manfaatkan Momen Pandemi
Berita Terkait
-
Soal Politisi Ikan Lele, Arteria PDIP: Memang Ada yang Coba Manfaatkan Momen Pandemi
-
Epidemiolog Sebut Kapasitas Testing Belum Terpenuhi Selama PPKM Sebulan Terakhir
-
Langkah-langkah Menghadapi Sesak Napas saat Pandemi Covid-19
-
Imbas Pandemi Covid-19, Ratusan Hotel dan Restoran di Jawa Barat Tutup Permanen
-
Satu Kelurahan di Jakpus Wajibkan Vaksinasi Syarat Ambil Bansos, Anies: Tak Boleh Itu
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah