Suara.com - Pakistan minta agar aset miliaran dolar milik Afganistan yang diblokir dunia, segera dibuka untuk mencegah keruntuhan ekonomi yang lebih parah. Namun, Pakistan tak minta dunia terburu-buru akui pemerintahan Taliban.
Pakistan pada Senin (20/09), meminta kekuatan dunia untuk membuka blokir aset miliaran dolar Afganistan yang dibekukan setelah pengambilalihan pemerintahan oleh Taliban.
Menjelang pembicaraan tentang Afganistan di Majelis Umum PBB, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan, prioritas paling mendesak adalah mencegah keruntuhan ekonomi yang lebih dalam dari negara tetangganya itu yang dapat memicu bencana kemanusiaan.
"Di satu sisi, Anda mengumpulkan dana segar untuk mencegah krisis dan di sisi lain uang yang menjadi milik mereka, tidak dapat mereka gunakan," kata Qureshi.
"Saya pikir membekukan aset tidak membantu situasi," ujarnya, seraya menambahkan bahwa ‘'Uang itu adalah milik Afganistan dan sudah seharusnya digunakan untuk orang Afganistan‘‘.
Amerika Serikat (AS) membekukan aset bank sentral Afganistan senilai $9,5 miliar (Rp135 triliun).
Sementara, pemberi pinjaman internasional telah menjauhi Afganistan karena khawatir uang pinjaman akan disalahgunakan oleh Taliban.
Tak terburu-buru mengakui Taliban Pakistan adalah pendukung utama rezim kejam Taliban 1996-2001 dan telah lama menghadapi tuduhan AS bahwa dinas intelijennya mengobarkan perlawana jihadis Islam dalam pertempuran dua dekade mereka melawan pasukan NATO dan pemerintah Afganistan yang didukung Barat.
Menyinggung pemerintahan baru Afganistan di bawah Taliban, Qureshi tampaknya memiliki pendirian yang sama dengan AS, bahwa terlalu dini untuk membangun hubungan formal.
Baca Juga: Minta Dipindah ke Negara Lain, Pengungsi Afghanistan Demo di Kantor Gubsu
"Saya pikir tidak ada yang terburu-buru untuk mengakui (pemerintahan baru Taliban) pada tahap ini dan Taliban harus memperhatikan itu," kata Qureshi.
Jika Taliban menginginkan pengakuan, "mereka harus lebih peka dan lebih menerima opini internasional," katanya.
Qureshi menyuarakan harapan bahwa Taliban akan lebih inklusif setelah membentuk pemerintahan sementara yang memasukkan tokoh-tokoh yang ada dalam daftar hitam PBB atas tuduhan terorisme.
Menlu Pakistan ini mengatakan, melihat sisi "positif" dari Taliban termasuk deklarasi amnesti dan kesediaan untuk memasukkan kelompok etnis selain kelompok Pashtun yang dominan.
"Ini adalah tren yang harus didorong," katanya. Beda kenyataan dan janji Taliban Qureshi mengungkapkan harapan Taliban memenuhi janji mereka "bahwa anak perempuan dan perempuan akan diizinkan pergi ke sekolah, perguruan tinggi dan universitas.”
Namun, aktivis dan saksi mata mengatakan kenyataan di lapangan berbeda dari janji Taliban.
Perempuan dan anak perempuan dipersulit dalam pekerjaan dan pendidikan bahkan tanpa pengumuman resmi dari kelompok garis keras itu. pkp/as (AFP, AP)
Berita Terkait
-
Pakistan Berduka: Korban Banjir Melonjak Drastis
-
Merah Putih yang Ternoda, Saat Kreator Menuntut Keadilan
-
5 Fakta Gempa Afghanistan Magnitudo 6: Jalan Putus, Lebih 250 Orang Tewas!
-
Peluru Taliban yang Menyalakan Perjuangan Malala untuk Pendidikan
-
Di Sini Kawin Lari Cuma Bikin Ortu Ngambek, di Pakistan Bisa Berakhir Ditembak Mati
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?