Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jejen Musfah menilai pembukaan sekolah untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di tengah pandemi Covid-19 adalah sebuah dilema.
Jejen mengatakan memang idealnya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah memang dilakukan setelah pandemi usai, namun hal itu beresiko untuk pendidikan anak itu sendiri.
"Ini dilema memang, pada satu sisi yang ideal tentu menunggu sampai pandemi ini betul-betul zero ya, tapi tidak ada satu pun negara yang tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir," kata Jejen dalam diskusi virtual, Selasa (21/9/2021).
Dia berharap orang tua selalu mengawasi kesehatan anak di masa pandemi ini agar tidak mudah terserang virus Covid-19, dan terus mengajarkan anak pentingnya protokol kesehatan.
"Yang perlu dilakukan untuk mengatasi was-was itu sebagai guru ya tentu kita harus menjaga makanan, minuman, istirahat, olahraga dan mental anak, jadi jangan lupa yang utamanya itu menjaga asupan makanan mereka supaya mereka sehat bugar senang enjoy," ucapnya.
Jejen menyebut pembukaan sekolah saat ini sudah sangat mendesak dilakukan, terutama di daerah yang punya jaringan internet, tidak ada gawai, atau tidak memungkinkan melakukan belajar online.
Jika ada kasus positif Covid-19, maka sekolah itu harus segera ditutup, disterilkan, dan dilakukan kontak tracing terhadap semua orang yang masuk sekolah.
"Ditutup ketika terdeteksi ada kasus, kemudian setelah beberapa hari dibuka lagi, karena kita hanya melihat dari penilaian-penilaian satgas Covid-19 bahwa wilayah PPKM 1,2,3 itu bisa melaksanakan PTM," tuturnya.
11.615 Siswa Positif Covid-19
Baca Juga: Soroti Sekolah Curi Start PTM, DPR Ingatkan Jangan Asal Buka Sekolah
Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Paud Dikdasmen) Kemendikbudristek, Jumeri mengungkapkan bahwa sudah ada 1.296 sekolah yang melaporkan klaster Covid-19 saat PTM Terbatas, total ada 11.615 siswa positif Covid-19.
"Kasus penularan itu kira-kira 2,78 persen yang melaporkan," kata Jumeri.
Data ini didapatkan dari 46.500 sekolah yang sudah melakukan PTM Terbatas per tanggal 20 September 2021.
Dia merinci jumlah klaster Covid-19 paling banyak ada di Sekolah Dasar (SD) sebanyak 581 sekolah, lalu di sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak 525 sekolah, dan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 241 sekolah.
Sementara di Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 170 sekolah, di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada 70 sekolah, dan di Sekolah Luar Biasa (SLB) ada sebanyak 13 sekolah.
Pelajar SD menjadi yang paling banyak terkena Covid-19 akibat PTM Terbatas yakni sebanyak 6.908 orang, dan 3.174 guru SD juga positif Covid-19.
Tag
Berita Terkait
-
Soroti Sekolah Curi Start PTM, DPR Ingatkan Jangan Asal Buka Sekolah
-
Gelombang Ketiga Covid-19 Masih Mengancam, 100 Tokoh Bangsa Singgung Vaksin Sinovac
-
Kena PHK di Masa Pandemi, Pengangguran di Jakarta Barat Meningkat jadi 40 Ribu Orang
-
Imbas PTM Terbatas: Sudah Ada 1.296 Klaster Sekolah, 11.615 Siswa Positif Covid-19
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
Terkini
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!
-
Merasa Terbantu Ada Polisi Aktif Jabat di ESDM, Bagaimana Respons Bahlil soal Putusan MK?
-
Terbongkar! Sindikat Pinjol Dompet Selebriti: Teror Korban Pakai Foto Porno, Aset Rp14 Miliar Disita
-
Usut Kasus Korupsi Haji di BPKH, KPK Mengaku Miris: Makanan-Tempat Istirahat Jemaah jadi Bancakan?
-
Jember Kota Cerutu Indonesia: Warisan yang Menembus Pasar Global