Suara.com - Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH), Dr. Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc. mengukuhkan Prof. Dr. Diena Mutiara Lemy, A.Par., M.M, CHE. sebagai Guru Besar Ilmu Pariwisata Fakultas Pariwisata dengan judul orasi ilmiah "Akselerasi Keberlanjutan Lingkungan pada Desa Wisata Melalui Pendekatan Kearifan Lokal Dan Transformasi Digital”. Acara pengukuhan digelar secara luring terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat dan juga secara hybrid melalui kanal YouTube UPH pada Kamis, (21/10/2021).
Dalam sambutannya, Dr.Jonathan mengatakan, pengukuhan Prof. Dr. Diena Mutiara Lemy A.Par., M.M, CHE. sebagai Guru Besar Ilmu Pariwisata Fakultas Pariwisata UPH merupakan sebuah pencapaian dan prestasi terbaik yang patut disyukuri. Menurutnya, ke depan, dunia pariwisata akan mengalami disrupsi atau perubahan.
"Oleh karena itu sebagai lembaga pendidikan, Prof Diena harus menjadi pionir di dalam melihat pariwisata ke depan," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Dr.Jonathan mendorong agar para pelaku pariwisata menjadikan pariwisata sebagai sektor yang bisa mensejahterakan banyak orang.
"Pariwisata baru muncul dulu dikenal sebagai 3S. Tadi juga sudah saya singgung soal 3S. Saya adalah orang yang sangat menentang terkait hal itu. Saya selalu fokus pariwisata harus untuk kesejahteraan manusia," tegasnya.
Kearifan Lokal dan Transformasi Digital
Prof Diena mengatakan, rasa prihatin atas kondisi lingkungan yang semakin menurun dan mengalami kerusakan menjadi salah satu motivasi orasi ilmiah berjudul "Akselerasi Keberlanjutan Lingkungan pada Desa Wisata Melalui Pendekatan Kearifan Lokal Dan Transformasi Digital”.
"Sebagai seseorang yang aktif untuk menggerakkan keberlanjutan, maka salah satu gerbang yang saya rasa bisa digunakan untuk keberlanjutan lingkungan adalah desa wisata. Kenapa desa wisata? Karena pada dasarnya desa wisata itu rata-rata punya kearifan lokal yang membuat para pengelola mempertahankan budaya maupun lingkungan mereka," tuturnya.
Namun, tidak cukup cepat, jika hanya mengandalkan kearifan lokal, melainkan harus dipercepat dengan digitalisasi supaya konsepnya tersebar lebih luas, dan dipahami oleh orang banyak. Sehingga kearifan lokal tidak hanya dipahami oleh para ketuanya saja, tapi juga wisatawan dan publik.
Baca Juga: Dongkrak Kembali Ekonomi, Bantul Andalkan Pariwisata Setelah Level PPKM Diturunkan
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Diena mendorong para pengelola desa wisata untuk menerapkan pendekatan kearifan lokal dan transformasi digital dengan standar dan kriteria keberlanjutan lingkungan untuk mempertahankan budaya dan lingkungan yang tetap asri. Hal ini menjadi rekomendasi dari Prof. Diena dalam implementasi standar dan kriteria Sertifikasi
Pariwisata Berkelanjutan/ Sustainable Tourism Certification (STC) terhadap desa wisata.
Pada keempatan tersebut, Prof. Diena juga menyampaikan perihal tantangan yang dihadapi. Tantangan yang ditemui ketika menerapkan digitalisasi di Indonesia adalah pemerataan infrastruktur dan masih sangat terbatasnya sumber daya yang menguasai hal-hal yang terkait dengan digital.
"Sehingga tantangan utama adalah kita berpikir tidak bisa dan tidak bisa. Tapi itu harus diubah. Karena dari beberapa kerja-kerja dewan pariwisata berkelanjutan terlihat bahwa ada desa wisata yang diam-diam secara mandiri mereka itu sudah bisa melakukan digitalisasi. Ini adalah model-model yang baik yang bisa ditularkan desa wisata yang lain," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Prof.Diena berpesan agar para pelaku pariwisata memperhatikan pariwisata sebagai sektor yang bisa mensejahterakan banyak orang. Jadi ketika seorang menjadi pebisnis pariwisata, penggerak pariwisata, atau pengembang pariwisata, maka yang ada di dalam konsep utamanya adalah bagaimana pariwisata bisa mensejahterakan banyak orang.
"Dari pariwisata baru muncul dulu, kita kenal sebagai 3S. Tapi sekarang udah berubah sekarang, pariwisata adalah sesuatu yang terhormat, sesuatu menjadikan umat manusia lebih sejahtera dan menghargai ciptaan tuhan, dan saya pikir generasi muda harus meyakini ini karena di masa depan mereka akan hadapi tantangan yang lebih besar, terutamanya dari segi kerusakan lingkungan seperti yang disampaikan di orasi ilmiah saya," katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. Fransiskus Xaverius Teguh, M.A berharap, Prof Diena bisa menyumbangkan tenaga dan pikiran sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki untuk pengembangan Pariwisata Tanah Air ke depan.
Berita Terkait
-
Cagar Biosfer Lindungi Keanekaragaman Hayati dan Perekonomian Lokal
-
Wisatawan Asing Boleh Masuk Bali, Pelaku Usaha Harapkan Industri Pariwisata Bangkit
-
Viral Tarif Parkir Selangit di Lembang, Ratusan Tukang Parkir Bakal Didatangi Sosok Ini
-
Dukung Wisata, Bank Mandiri - Indra Karya Bangun Sarana Desalinasi Air Laut di Labuan Bajo
-
Wisata Bali Dibuka, The Samaya Seminyak Siap Sambut Wisatawan dengan Protokol Kesehatan
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!