Suara.com - Cara cek BPJS Kesehatan sudah dibayar atau belum dapat dilakukan dengan mudah. Tak perlu jauh-jauh ke kantor cabang, untuk mengecek BPJS Kesehatan sudah dibayar atau belum dapat dilakukan cukup dari rumah.
Sekarang cara cek BPJS Kesehatan sudah dibayar atau belum dapat dilakukan dengan mudah dan praktis melalui ponsel yang kamu miliki. Bagaimana langkah? Simak penjelasan berikut.
Berikut cara cek BPJS Kesehatan sudah dibayar atau belum.
1. Melalui SMS
Untuk mengetahui apakah iuran BPJS Kesehatan sudah dibayar atau belum, kamu dapat melakukannya lewat SMS dengan format sebagai berikut.
TAGIHAN (spasi) Nomor Kartu BPJS Kesehatan, lalu kirim ke 087775500400.
Kamu akan mendapatkan balasan berupa informasi mengenai iuran yang sudah dibayar atau belum. Apabila belum, maka balasan itu akan berisi jumlah tagihan yang harus dibayarkan.
2. Melalui Aplikasi
Bila tidak ada pulsa untuk melakukan pengecekan lewat SMS, kamu dapat menggunakan aplikasi Mobile JKN. Ini adalah cara cek BPJS Kesehatan sudah dibayar atau belum yang kedua.
Baca Juga: 5 Cara Mengetahui Nomor BPJS Kesehatan, Cukup Pakai NIK
Namun, kamu perlu lebih dulu mendownload 'Mobile JKN' di Playstore maupun Appstore.
Lalu, kamu tinggal login dengan akun mobile JKN yang sudah terdaftar dan klik menu tagihan.
Untuk melihat menu 'tagihan' BPJS Kesehatamu, dapat dilihat pada bagian "Premi".
3. Melalui Website
Bila merasa ribet mendaftarkan Mobile JKN, kamu bisa melakukan pengecekan iuran BPJS Kesehatan lewat website.
Caranya terbilang mudah, kamu tinggal membuka browser, google, atau mesin pencarian lain di HPmu lalu ketik alamat berikut ini. https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/
Perlu kalian ketahui, BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan lembaga pemerintah yang bertugas menyelenggarakan jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun masyarakat biasa.
Seluruh warga negara Indonesia harus menjadi peserta BPJS Kesehatan. Hal sesuai dengan peraturan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang JKN, kepesertaan dalam BPJS Kesehatan adalah wajib. Dalam peraturan tersebut termuat beberapa penjelasan sebagai berikut.
- Perusahaan atau pemberi kerja wajib mendaftarkan karyawannya sebagai anggota BPJS Kesehatan dengan mekanisme pemotongan gaji. Hal ini juga berlaku pada karyawan asing yang bekerja di Indonesia.
- Masyarakat yang tidak bekerja pada sebuah perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya untuk mendapatkan jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan.
- Setiap peserta harus membayar iuran setiap bulannya sesuai ketetapan. Namun bagi masyarakat yang tergolong tidak mampu iuran ditanggung oleh pemerintah melalui bantuan sosial.
Apabila tidak membayar iuran, maka dengan otomatis kepersertaan BPJS Kesehatan menjadi non aktif dan tidak dapat digunakan. Tidak ada denda keterlambatan pembayaran iuran terhitung mulai tanggal 1 Juli 2016. Denda dikenakan apabila dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak status kepesertaan diaktifkan kembali, peserta yang bersangkutan memperoleh pelayanan kesehatan rawat inap.
Berdasarkan Perpres No. 64 Tahun 2020, besaran denda pelayanan sebesar 5% (lima persen) dari biaya diagnosa awal pelayanan kesehatan rawat inap dikalikan dengan jumlah bulan tertunggak dengan ketentuan::
- Jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 (dua belas) bulan.
- Besaran denda paling tinggi Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).
- Bagi Peserta PPU pembayaran denda pelayanan ditanggung oleh pemberi kerja.
Begitulah cara cek BPJS Kesehatan sudah dibayar atau belum, praktis bukan? Selamat mencoba.
Kontributor : Lolita Valda Claudia
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO