Suara.com - Warga Rusunawa Marunda diduga jadi korban debu batu bara Badan Usaha Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN). Mereka memeriksakan diri ke puskesmas.
Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing dr Dian Anggrain mengatakan warga Rusunawa Marunda Jakarta Utara menjalani pemeriksaan kesehatan guna mengetahui kondisinya yang duga imbas polusi debu batu bara.
"Hari ini, kami juga mengadakan kegiatan skrining kesehatan di RPTRA Gabus Pucung, Blok A Rusunawa Marunda untuk mengetahui perkembangan kesehatan warga setempat. Ada puluhan warga yang datang untuk memanfaatkan layanan kesehatan ini. Sebelumnya, kegiatan ini juga sudah dilakukan di Blok C dan D," ujar Dian dalam keterangannya di Jakarta Utara, Rabu.
Langkah antisipasi yang telah dilakukan di antaranya membuka pos kesehatan sementara di wilayah Rusunawa Marunda, pemeriksaan kesehatan terintegrasi skrining Penyakit Tidak Menular (PTM), dan pemeriksaan kesehatan 'door to door'.
Selain itu, juga dibuka pos pelayanan kesehatan definitif dari Senin hingga Jumat di Blok B Rusunawa Marunda.
Pos kesehatan definitif di Rusunawa Marunda memiliki dokter, perawat, bidan, asisten apoteker, dan tenaga administrasi, sedangkan petugas kesehatan lingkungan maupun petugas gizi bergabung dengan Puskesmas Kelurahan Marunda.
Saat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di area Rusunawa Marunda, ia mengungkapkan sebagian besar pasien mengeluhkan pegal-pegal pada badan, kesemutan, pusing dan beberapa ada yang batuk pilek. Keluhan gatal juga ditemukan namun sebagian besar karena faktor alergi.
Selain itu, juga ditemukan adanya penyakit infeksi saluran pernafasan akut, penyakit kulit, iritasi mata, dan penyakit lainnya. "Untuk diagnosis tersebut belum dapat dipastikan apakah karena dampak dari debu batu bara karena itu membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut," ujar Dian.
Dian mengatakan pekerja yang terpapar debu batu bara berisiko tinggi menderita penyakit seperti pneumokoniosis, silikosis, pneumokoniosis debu campuran, penyakit paru obstruktif kronis, dan bronkitis kronis.
Baca Juga: KCN Sudah Dikenai Sanksi, Warga Masih Terdampak Polusi Batu Bara
"Paparan terhadap debu batu bara akan menjadi inflamasi di alveolus yang menyebabkan kerusakan paru yang bersifat ireversibel," kata Dian.
Sementara itu, warga di kawasan Rusunawa Marunda masih merasakan polusi debu batu bara meskipun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memberikan sanksi administratif kepada Badan Usaha Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN).
"Sampai saat ini debunya juga masih ada apalagi kalau kita menyapu di luar ataupun di dalam rumah, pasti banyak debunya," kata Puji Yati Ningsih (73), warga di Blok A Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara saat memeriksakan kesehatannya di RPTRA Gabus Pucung, Rusunawa Marunda.
Pemerintah setempat, dalam siaran pers di Jakarta Utara, Rabu, juga melaporkan ada empat Rukun Warga di Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara yang merasakan polusi debu batu bara di area mereka, di antaranya RW 07, 08, 010, dan 011.
Polusi debu batu bara tersebut dinilai berdampak terhadap kualitas udara, kesehatan, kebersihan lingkungan, dan keselamatan masyarakat.
Untuk mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat, Pemerintah Kota Jakarta Utara memeriksakan kesehatan warga Marunda di RPTRA Gabus Pucung. Salah satunya pemeriksaan dilakukan terhadap Puji.
Berita Terkait
-
Rusun Marunda Dirobohkan, Pemprov DKI Siap Bangun Ulang Hunian Modern untuk Warga Lama
-
Bahlil Sebut Dua Investor Kepincur Garap Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME
-
PTBA Jajal Peluang Gandeng China di Proyek DME usai Ditinggal Investor AS
-
PTBA Tawarkan Briket Tanpa Asap Sebagai Solusi Masak Murah Menu MBG
-
PTBA: Proyek DME Mulai 2026, Butuh Rp 40 Triliun untuk Bangun Pabrik
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Kabar Gembira! Utang BPJS 23 Juta Orang Bakal Lunas, Cak Imin Umumkan Pemutihan Iuran di 2025
-
'Keramat', Nasib Sahroni hingga Uya Kuya Ditentukan di Sidang MKD Hari Ini, Bakal Dipecat?
-
MKD Gelar Sidang Putusan Anggota DPR Nonaktif Hari Ini, Uya Kuya Hingga Ahmad Sahroni Hadir
-
Identitas 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Diumumkan Besok, Polda Undang Keluarga Reno, Ada Apa?
-
Berdayakan UMKM dan Keuangan Inklusif Desa, BNI Raih Outstanding Contribution to Empowering MSMEs
-
Heboh Pria Cepak di Tanah Abang Tabrakan Diri ke Mobil, Aksinya Diolok-olok: Akting Kurang Natural
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu