Suara.com - Maria Katarina Sumarsih (71), masih mencari keadilan atas putranya, Bernadinus Realino Norma Irawan alias Wawan yang tewas tertembak peluru tajam dalam Tragedi Semanggi 1, tahun 1998 silam.
Sembari memegang payung hitam, Sumarsih bersama pencari keadilan lainnya berdiri di seberang Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2024).
Baca Juga:
Kayak Anies, Surya Paloh Cuma Ketawa saat Tubuhnya Diguncang-guncang Prabowo di Kertanegara
Sumarsih mengaku tidak kaget bila pasangan Prabowo-Gibran menjadi presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2024.
“Enggak, biasa aja. Kita kan sudah tahu sebelumnya. Ini kan negara impunitas,” kata Sumarsih, kepada Suara.com, Kamis.
Baca Juga:
Jusuf Kalla Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran: Kita Terima Kenyataan
Sumarsih sendiri mengaku tidak takut untuk melanjutkan segala aksi perlawanan dalam memperjuangkan kebenaran terhadap rezim berikutnya.
Baca Juga: Kayak Anies, Surya Paloh Cuma Ketawa saat Tubuhnya Diguncang-guncang Prabowo di Kertanegara
“Kebenaran itu bersinar, kebenaran itu bercahaya, sehingga selama ini, sekecil lorong yang saya lewati, segelap apapun, selalu ada cahaya yang mengikuti langkah saya. Dan selama ini sudah 17 tahun ikut di Aksi Kamisan,” bebernya.
Justru dengan dirinya bersama rekan-rekan lainnya tetap menggelar Aksi Kamisan, diharapkan negara tidak lagi melakukan pelanggaran HAM atau aksi kekerasan terhadap rakyat.
Baca Juga:
Telunjuk Surya Paloh Dianggap Nyuruh Anies Angkat Kursi Jadi Omongan Publik
Merasa Tertipu, Jubir Timnas AMIN Sebut Suhartoyo Pemain Drakor Kelas Wahid
“Kenapa kami melakukan Aksi Kamisan, ini adalah untuk memperjuangkan supaya ada jaminan tidak ada keberulangan di masa depan,” ucapnya.
Sumarsih justru menyayangkan sikap Jokowi. Seharusnya Jokowi yang mengaku lahir dari rahim reformasi dan demokrasi, malah melakukan pelanggaran terhadap reformasi dengan melakukan kolusi dan nepotisme.
Menurutnya, Jokowi yang mendukung anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres pendamping Prabowo telah mengangkangi konstitusi.
“Dia yang menamakan diri sebagai orang yang dilahirkan dari reformasi, jadi wali kota, gubernur, sampai presiden karena reformasi. Ia merasa tidak akan mengkhianati reformasi,” katanya.
“Kalau dia ngerasa orang yang reformis dan demokratis meskinya tau istilah kolusi dan nepotisme, apa yang dilakukan Jokowi adalah bentuk dari kolusi dan nepotisme."
Tag
Berita Terkait
-
Kayak Anies, Surya Paloh Cuma Ketawa saat Tubuhnya Diguncang-guncang Prabowo di Kertanegara
-
Surya Paloh Mau Bertamu Sore Ini, Prabowo Satset Pulang ke Kertanegara
-
Jusuf Kalla Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran: Kita Terima Kenyataan
-
Siasat Gandeng NasDem dan PKB Terkuak! Prabowo Bentuk Koalisi Gemuk Agar Rezimnya Mulus?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO