Suara.com - Kompleksitas isu lingkungan kerap dianggap sulit untuk dikemas menjadi berita sederhana namun tetap informatif.
Istilah ilmiah yang rumit serta data yang membingungkan, menjadi salah satu tantangan utama bagi media untuk menyampaikan informasi tersebut.
Hal itu diamini oleh Yosep Suprayogi
Head of Newsroom Betahita.id, media yang fokus mengabarkan isu lingkungan dan sumber daya alam.
"Makin menantang karena isu (yang) kami angkat sudah tidak mainstream, kami juga tidak mempunyai kemampuan media sosial yang cukup baik dibanding (media) lain," kata Yosep dalam acara Green Press Community, Sabtu (23/11/2024).
Dalam talkshow bertajuk Peluang dan Tangangan Jurnalisme Lingkungan di Era Teknologi Digital tersebut, Yosep juga menyoroti tentang sebaran informasi dan berita terkait isu-isu lingkungan.
Kata Yosep, ada salah satu pulau di Indonesia yang nampaknya tak terpengaruh dengan isu dan berita lingkungan, sebesar apa pun dampaknya bagi masyarakat.
"Isu lingkungan yang ada di Indonesia itu terlihat besar bagi kita, tetapi kalau aku coba lihat dan analisis persebaran informasinya, ada satu pulau yang streril dari isu itu. Mau sebesar apapun isu Rempang, isu tidak masuk ke (audiens) Pulau Jawa," tambahnya.
"Kalau tidak, semua orang di Pulau Jawa akan menganggap semuanya baik-baik saja. Itu yang mengerikan bagi saya."
Sementara itu Head of Narasi Newsroom, Laban Laisila, menjelaskan mengenai manfaat penggunaan teknologi untuk menyusun berita-berita kompleks terkait isu lingkungan.
"Kami selalu belajar hal-hal baru bukan karena kami canggih, ini bicara soal bagaimana rasa penasaran kami memakai tools yg tersedia," ujar Laban dalam talkshow yang sama.
"Setiap konten tools-nya beda, paling umum ChatGPT, itu lah yang paling penting bagaimana kita mencari tools, cari di Google pasti ada. Tantangan selanjutnya, ada gak duitnya, (tools) berbayar."
Di sisi lain, tantangan utama dalam pemberitaan isu lingkungan adalah: isu lingkungan dianggap kurang populer bagi banyak orang terutama audiens di kalangan milenial dan generasi Z.
Padahal menurut Content Manager Earth Journalism Network, Dewi Laila Sari, isu lingkungan menjadi isu kelima yang disukai milenial dan generasi Z.
"Isu lingkungan itu sangat berhubungan dengan mereka di masa depan, tapi mengapa tidak populer-populer banget? Makanya kita harus memanfatkan media sosial. Jadi tipsnya, tolong bikin konsep yang memang menarik untuk target audiens itu (milenial dan gen Z)," pungkas Dewi.
Acara Green Press Community sendiri digelar pada Sabtu (23/11/2024) di kawasan Amphitheater Area, M-Bloc Space, Jakarta Selatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram