Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti mengatakan bahwa Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) dalam melakukan penelitiannya tidak seperti lembaga hukum yang memakai undang-undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Diketahui bahwa, OCCRP merupakan jaringan jurnalis investigasi global yang telah menetapkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi sebagai nominasi tokoh terkorup di dunia.
Bivitri menjelaskan bahwa cara kerja OCCRP dalam melakukan sebuah penelitian adalah dengan melihat corrupt system atau sistem di salah satu negara yang telah dirusak.
"Dalam bahasa Inggris, corrup itu bukan sekedar tindak pidana korupsi tapi tindakan buruk yang membuat rusak," jelasnya dalam siniar di kanal Youtube Bambang Widjojanto dikutip Suara.com, Selasa (7/1/2025).
Selain sistem yang dirusak, Ia juga mengatakan bahwa terdapat pengaruh influencer terhadap masyarakat yang cenderung menerima nepotisme sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan.
"Kita sudah cenderung menerima nepotisme besar-besaran dari Jokowi kepada anaknya, tapi di mata dunia internasional nepotisme itu akar dari korupsi yang sangat luar biasa," kata Bivitri.
Bivitri menjelaskan bahwa OCCRP dalam melakukan penelitian juga melihat media internasional seperti The Economics dan New York Times yang pernah menulis soal nepotisme Jokowi.
"Mereka kan melihat itu, jadi memang di skala global tindakan koruptif dia itu sudah terlacak OCCRP, lalu dibuatkan rangkingnya," jelasnya.
Bivitri juga menegaskan bahwa terdapat cara berpikir yang salah dari para pendukung Jokowi yang menyatakan bangsa Indonesia telah dirusak sistemnya oleh lembaga asing yakni OCCRP.
"Mereka (OCCRP) hanya menunjukkan satu orang, yaitu Joko Widodo yang dianggap merusak sistem, tapi bukannya bangsa kita juga dianggap rusak," pungkasnya.
Reporter: Moh Reynaldi Risahondua
Berita Terkait
-
Kill The Messenger, Bivitri Bongkar Serangan Balik Buzzer ke OCCRP usai Jokowi jadi Tokoh Terkorup Dunia
-
Diprediksi jadi 10 Pemimpin Berpengaruh 2025, Rocky Gerung Sebut Tantangan Prabowo Tinggalkan Jokowi: Kalau Tidak...
-
Pemimpin Terkorup versi OCCRP, Rizieq Tantang Nyali Prabowo Seret Jokowi ke Penjara: Jangan Dilindungi dan Dibela!
-
Sikapi Laporan OCCRP, Rizieq Murka: Kalau Dikatakan Orang Paling Korup di Dunia, KPK Mestinya Tangkap Jokowi!
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Hadapi Dinamika TKD, Mendagri Tekankan Pentingnya Efisiensi hingga Inovasi Daerah
-
Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
-
Viral Lagi Pengakuan Lawas Gibran, Dulu Nganggur Tapi Main Game Pakai Joki
-
Muktamar X PPP Ricuh dan Saling Klaim Jadi Ketum, Pakar: Partai Tua Tapi Belum Dewasa
-
PPP Punya 2 Ketum, Menteri Yusril 'Angkat Tangan': Pemerintah Takkan Campur Tangan!
-
Kudeta di Muktamar PPP? Begini Kronologi Kubu Agus Suparmanto Naik Takhta Usai Mardiono Walk Out
-
Bawa-bawa Ayat Allah, PKS Sebut Ekonomi Kerakyatan Prabowo Sejalan dengan Al-Qur'an
-
Tok! Palu MK Berbunyi: Iuran Paksa Tapera Resmi Dibatalkan, Pemerintah-DPR Wajib Rombak Total UU
-
Siapa Abu Bakar Baasyir? Mantan Ulama Radikal Baru Saja Temui Jokowi di Kediaman Solo
-
Profil Amir Uskara: Sosok Penentu di Tengah Badai Muktamar PPP, Klaim Mardiono Menang Aklamasi