Suara.com - Meski Bupati Pati Sudewo telah resmi membatalkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang sempat melonjak 250 persen, api protes di tengah masyarakat tampaknya belum padam.
Tuntutan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu kini telah bergeser dari pembatalan kebijakan menjadi desakan agar Sudewo mundur dari jabatannya.
Aksi unjuk rasa besar-besaran rencananya akan kembali digelar di sekitar Pendopo Kabupaten Pati pada Rabu (13/8).
Dukungan publik terhadap gerakan ini terlihat masif, ditandai dengan menumpuknya bantuan logistik seperti ribuan kardus air mineral, makanan ringan, hingga buah-buahan di posko donasi.
Di lokasi, sejumlah baliho bernada keras turut dipasang, di antaranya bertuliskan: "Pak Presiden Prabowo, Pecat Bupati Sudewo atau Jateng Boikot Partai Gerindra" dan "Bupati Pati Sudewo Mundur Secara Kesatria atau Dilengserkan Rakyat Secara Paksa".
"Tuntutannya Bapak Bupati Pati Sudewo mengundurkan diri secara ksatria atau dilengserkan secara paksa oleh masyarakat Kabupaten Pati," ujar Inisiator demo, Supriyono, pada Senin (11/8).
Supriyono mengklaim aksi tersebut akan diikuti oleh lebih dari 50 ribu orang, jumlah yang menurutnya melampaui pernyataan Sudewo sebelumnya. "Yang jelas melebihi tantangan Bapak Bupati Pati Sudewo yang 50 ribu (orang)," tegasnya.
Dukungan logistik pun terus mengalir deras tidak hanya dari wilayah Pati, tetapi juga dari kota-kota besar lain bahkan hingga luar negeri. "Bantuan dari semua wilayah Pati, sampai ada yang dari luar kota, Jakarta, Yogyakarta, dari luar negeri juga ada," tutup Supriyono.
Bupati Pati Minta Maaf: "Saya Tidak Menantang Rakyat"
Baca Juga: Warga Pati ke Bupati Sudewo: Mundur Secara Kesatria atau Dilengserkan Rakyat Secara Paksa?
Sebelumnya, Bupati Pati Sudewo telah menyampaikan permintaan maaf atas rentetan peristiwa yang terjadi. Pertama, ia meminta maaf atas kericuhan yang pecah pada Selasa (5/8) saat Satpol PP mengamankan dus-dus air mineral dari posko donasi massa.
"Saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas terjadinya kericuhan pada hari Selasa kemarin," ujar Sudewo dalam konferensi pers, Kamis (7/8). "Kami tidak bermaksud untuk melakukan perampasan barang-barang tersebut, hanya ingin memindahkan supaya tidak mengganggu Kirab Boyongan Hari Jadi Kabupaten Pati dan tidak mengganggu acara-acara 17 Agustus."
Sudewo juga meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap menantang massa aksi. Pernyataan itu berbunyi, "Siapa yang akan melakukan penolakan? Yayak Gundul? Silakan lakukan. Jangan hanya 5 ribu orang, 50 ribu orang aja suruh kerahkan, saya tidak akan gentar, saya tidak akan mengubah keputusan."
Ia mengklarifikasi bahwa pernyataan tersebut bukanlah sebuah tantangan. "Saya minta maaf sebesar-besarnya atas pernyataan saya, '5 ribu silakan, 50 ribu massa silakan'. Saya tidak menantang rakyat, sama sekali tidak ada maksud untuk menantang rakyat. Mosok rakyatku tak tantang?" ujar Sudewo. Menurutnya, ia hanya ingin memastikan demo berjalan murni untuk menyalurkan aspirasi, "bukan karena ditumpangi pihak-pihak tertentu."
Berita Terkait
-
Mengenal Siapa Yayak Gundul, Aktivis yang Viral di Pati
-
Warga Pati ke Bupati Sudewo: Mundur Secara Kesatria atau Dilengserkan Rakyat Secara Paksa?
-
Ditantang Balik Bakal Didemo, Bupati Sudewo Malah Tuduh ada yang Menunggangi
-
Pajak 250 Persen Sudah Dibatalkan, Kenapa Amarah Warga Pati pada Bupati Sudewo Belum Reda?
-
Sudewo di Ujung Tanduk? Demo 13 Agustus Tetap Digelar, Warga Pati Bersatu Minta Bupati Lengser
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang