- Kubu Agus Suparmanto mengklaim kemenangannya sebagai Ketua Umum PPP 2025-2030 secara aklamasi
- Kemenangan diraih melalui serangkaian sidang paripurna lanjutan yang menolak laporan pertanggungjawaban Mardiono
- Insiden ini secara efektif menciptakan dualisme kepemimpinan di tubuh PPP
Suara.com - Panggung Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memanas hingga ke titik didih, melahirkan dualisme kepemimpinan yang mengancam soliditas partai berlambang Ka'bah. Di tengah klaim kemenangan Muhammad Mardiono, kubu penantang, Agus Suparmanto, secara mengejutkan mendeklarasikan kemenangan aklamasi setelah drama kericuhan yang berujung aksi walk out pimpinan sidang.
Kubu Agus Suparmanto akhirnya buka suara, membeberkan kronologi versinya yang menyebut kemenangan mereka konstitusional. Melalui Pimpinan Sidang Muktamar X PPP, Muhammad Qoyyum Abdul Jabbar, terungkap bahwa perebutan palu sidang menjadi pemicu utama perpecahan.
Menurut Qoyyum, Sidang Paripurna I yang dibuka oleh Amir Uskara, salah satu panitia pengarah (SC), langsung diwarnai interupsi. Para peserta muktamar (muktamirin) menyoroti status Amir yang juga merupakan ketua tim pemenangan Mardiono, sehingga meragukan netralitasnya.
”Namun, Pak Amir sama sekali tidak menghiraukan dan memberi kesempatan untuk peserta mengungkapkan pendapatnya. Muktamirin mengungkapkan keberatan atas kepemimpinan sidang yang statusnya adalah ketua tim pemenangan salah satu calon ketua umum dan meminta sidang dipimpin oleh ketua SC dan sekretaris SC muktamar,” kata Qoyyum dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (29/9/2025).
Permintaan tersebut diabaikan mentah-mentah. Sikap Amir Uskara, menurut Qoyyum, telah mencederai aturan dan menghilangkan hak bicara peserta. Situasi pun tak terkendali.
"Pernyataan tersebut mengundang perselisihan antarpeserta sidang yang memicu kericuhan. Dengan kericuhan tersebut Pak Amir tidak bisa melanjutkan sidang dan seluruh pimpinan sidang meninggalkan ruang sidang,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara.
Kekosongan pimpinan inilah yang menjadi titik balik. Muktamirin yang memilih bertahan di ruangan mendesak agar sidang dilanjutkan oleh panitia SC lainnya untuk memastikan proses berjalan adil. Akhirnya, sidang diambil alih oleh jajaran pimpinan baru yang terdiri dari Muhammad Qoyyum Abdul Jabbar, Komaruddin Taher, Rusman Yakub, dan beberapa nama lainnya.
Manuver politik pun berlanjut cepat. Rusman Yakub, salah satu pimpinan sidang yang baru, menjelaskan bahwa sidang terus berjalan hingga Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) DPP PPP 2020-2025. Pihaknya mengaku sudah berusaha menghubungi Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono untuk hadir, namun tidak membuahkan hasil.
”Komunikasi telepon oleh Waketum (PPP) Musyafa sebanyak tiga kali, namun tidak mendapat respon,” imbuhnya.
Baca Juga: Profil Amir Uskara: Sosok Penentu di Tengah Badai Muktamar PPP, Klaim Mardiono Menang Aklamasi
Karena Mardiono tak kunjung merespons, sidang berlanjut ke pandangan umum DPW-DPW. Hasilnya telak. Seluruh perwakilan DPW dari empat zona—Jawa, Sumatera, Kalimantan, serta Sulawesi Bali Nusra Maluku Papua—secara bulat menolak LPJ Mardiono.
Penolakan ini sekaligus menjadi momentum deklarasi dukungan. ”Dalam Sidang Paripurna Pandangan Umum tersebut Ketua DPW PPP se-Indonesia juga menyampaikan dukungan terhadap H. Agus Suparmanto sebagai ketua umum Muktamar PPP 2025,” tegas Rusman.
Langkah kubu Agus semakin tak terbendung. Mereka menggelar sidang paripurna untuk mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), khususnya terkait syarat calon ketua umum. Setelah syarat diubah dan disahkan, sidang pleno membuka pendaftaran calon.
Hasilnya, hanya satu nama yang mendaftar dan lolos verifikasi berdasarkan AD/ART yang baru diubah, Agus Suparmanto.
”Pimpinan sidang menyampaikan kepada muktamirin terkait pandangan DPW dan DPC untuk pemilihan H. Agus Suparmanto. Muktamirin menyepakati secara aklamasi memilih H. Agus Suparmanto sebagai ketua umum PPP 2025-2030,” pungkas Rusman.
Berita Terkait
-
Profil Amir Uskara: Sosok Penentu di Tengah Badai Muktamar PPP, Klaim Mardiono Menang Aklamasi
-
PPP Terbelah Dua, Mardiono vs Agus Suparmanto Saling Klaim Ketum Sah, Pemerintah Pilih Siapa?
-
Perang Klaim Ketum PPP: Mardiono Vs Agus Suparmanto, Siapa yang Sah?
-
Agus Suparmanto Ungkap Tantangan Terbesar PPP Usai Muktamar: Pulihkan Kepercayaan Umat
-
Ketum PPP Agus Suparmanto Tegas Akan Tindak Kader yang Abaikan Aspirasi Umat
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Kapolri: Indonesia Lolos dari 'Agustus KelabuSeptember Gelap', Stabilitas Cepat Pulih
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
Tuntut Revisi UMSK 2026, Buruh Kritik Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi: Hentikan Pencitraan di Medsos
-
Tanpa Senjata, 2.617 Personel Gabungan Amankan Aksi Buruh KSPI di Monas
-
Gubernur Aceh Minta Pusat Percepat Hunian dan Infrastruktur: Harus Ada Langkah Konkret
-
Bimas Kristen dan Katolik Gelar Festival Kasih Nusantara 2025, Perkuat Solidaritas di Momen Natal
-
Empati Musibah Sumatera, Polda Metro Ingatkan Tahun Baru Tanpa Kembang Api dan Knalpot Brong!
-
Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Aktivitas Ekonomi Bireuen Mulai Bangkit
-
Pimpinan DPR Gelar Rapat Koordinasi Besar di Aceh, Matangkan Langkah Pemulihan Pascabencana 2026
-
Malam Tahun Baruan di Bundaran HI? Simak Aturan Main dari Mas Pram Agar Gak Kena Macet