-
Sektor desa paling rawan korupsi sepanjang 2024.
-
Keterlibatan aktor swasta dalam korupsi meningkat tajam.
-
Regulasi antikorupsi dinilai belum efektif dan perlu diperkuat.
Suara.com - Laporan terbaru Indonesia Corruption Watch (ICW) menyoroti maraknya korupsi di sektor desa dan tingginya keterlibatan aktor swasta sepanjang 2024.
Dari total 364 kasus yang dipantau, 77 kasus berasal dari sektor desa, menjadikannya sebagai sektor paling rawan.
"Karena dari 364 kasus, 77 nya berasal dari sektor desa. Kemudian sektor yang menarik adalah sektor yang berkaitan langsung dengan pelayanan publik dan pemenuhan hak dasar masyarakat menjadi 5 sektor teratas yang dikorupsi pada tahun 2024," jelas Staf Divisi Hukum dan Investigasi ICW, Zararah Azhim Syah.
Korupsi juga banyak terjadi di sektor yang berkaitan langsung dengan pelayanan publik, seperti kesehatan, pendidikan, dan utilitas.
“Program pencegahan korupsi di desa, termasuk yang digagas KPK bersama kementerian terkait, ternyata belum berjalan efektif,” katanya.
Selain itu, ICW menemukan 256 tersangka dari kalangan swasta. Jumlah tersebut melonjak drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Sayangnya, hingga kini Indonesia belum memiliki aturan yang secara komprehensif mengatur tindak pidana korupsi di sektor swasta,” tambah Azhim dalam YouTube Sahabat ICW, Selasa (30/9/2025).
ICW mendorong pemerintah segera memperkuat regulasi antikorupsi, termasuk mengkriminalisasi praktik suap antar pelaku usaha yang dapat merusak tata kelola ekonomi nasional.
Reporter: Maylaffayza Adinda Hollaoena
Baca Juga: Tren Penindakan Korupsi 2024 Anjlok, Kerugian Negara Justru Meroket
Berita Terkait
-
Jejak Riza Chalid Terus Diburu, Kejagung Periksa Saksi Kunci Korupsi Pertamina
-
Kejagung 'Skakmat' Protes Hotman Paris: Penyidik Punya Alasan Tertentu
-
Gedung Bundar Siapkan 'Amunisi' untuk Patahkan Gugatan Praperadilan Nadiem Makarim
-
Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
-
Curhat Presiden Prabowo di Depan Wartawan: Gaji Kalian Sedikit, yang Mungkin Kaya Bosnya kan?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Curhat Gerak-geriknya di Tiktok Dipantau Prabowo, Mengapa?
-
Organisasi Kesehatan Kritik Rencana Menkeu Tidak Naikkan Cukai Rokok 2026: Pembunuhan Rakyat!
-
Hariati Sinaga Kritik Sistem Kapitalis yang Menghalangi Kesetaraan
-
Ramai Aspirasi Pemekaran, NasDem Desak Pemerintah Segera Terbitkan PP DOB
-
Prabowo Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Lanjut Tinjau Monumen Pancasila Sakti
-
Pemprov DKI Bangun Dua Kantor Kelurahan Hasil Pemekaran Kapuk, Kejari Jakbar Ikut Kawal Anggaran
-
Tren Penindakan Korupsi 2024 Anjlok, Kerugian Negara Justru Meroket
-
DPR Desak Pemerintah Gerak Cepat Tangani Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo
-
Perempuan Masih Jadi Objek Politik? Kritik Pedas Mahasiswi untuk Demokrasi Indonesia
-
Cuaca Hari Ini: Hujan Merata di Kota-kota Besar Jawa dan Sumatera