- Menurut Yayat, tantangan terbesar dalam pengembangan kawasan ini ada pada pengelolaan dan kolaborasi antar pihak.
- Blok M sejak lama dikenal sebagai kawasan yang didominasi kelas menengah Jakarta, dengan daya beli tinggi dan posisi strategis.
- Tantangan terbesar dalam pengembangan kawasan ini ada pada pengelolaan dan kolaborasi antar pihak.
Suara.com - Pengamat tata ruang dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menilai Blok M memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi kawasan modern dan hidup 24 jam.
Menurutnya, kawasan yang kini tengah ditata oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu bisa menjadi pusat ekonomi baru jika dilengkapi hunian terjangkau bagi kalangan muda.
“Sebetulnya, Blok M itu punya sejarah besar sejak masa lalu. Blok M merupakan salah satu sentra ekonomi Jakarta dan juga simpul layanan transportasi, karena dulu ada terminal Blok M sebelum berubah seperti sekarang ini,” kata Yayat saat kepada Suara.com, Minggu (19/10/2025).
Ia menjelaskan, Blok M sejak lama dikenal sebagai kawasan yang didominasi kelas menengah Jakarta, dengan daya beli tinggi dan posisi strategis.
Kini, dengan adanya rencana pengembangan kawasan berbasis Transit Oriented Development (TOD), Blok M dinilai memiliki peluang besar untuk tumbuh menjadi simpul transportasi dan ekonomi yang terintegrasi.
“Sekarang ada upaya untuk merevitalisasi Blok M agar dikembangkan menjadi TOD (Transit Oriented Development). Itu menarik, karena Blok M adalah simpul integrasi beberapa moda transportasi — ada Transjakarta, MRT, dan juga TJ yang melintas di sana. Jadi sangat potensial untuk dikembangkan,” ujarnya.
Namun, menurut Yayat, tantangan terbesar dalam pengembangan kawasan ini ada pada pengelolaan dan kolaborasi antar pihak.
“Tantangannya adalah soal hak-hak properti. Ketika mau dikembangkan, kendala terbesarnya adalah siapa yang mengelola kawasan itu jika sudah menjadi TOD. Lalu bagaimana kolaborasi bisa dikembangkan, karena pengelolaan TOD Blok M ini sudah diberikan kepada PT MRT Jakarta,” jelasnya.
Yayat menilai, agar Blok M benar-benar hidup dan tidak hanya ramai di siang hari, kawasan tersebut perlu dilengkapi dengan hunian terjangkau seperti rumah susun atau apartemen bagi anak muda.
Baca Juga: Pramono Kembangkan Blok M Hub, Pengamat Sebut Bisa Jadi Orchard Road Versi Jakarta
“Harus ada apartemen atau rumah susun yang harganya terjangkau, terutama bagi anak-anak muda. Kalau dibangun hunian seperti itu, Blok M bisa hidup 24 jam,” ucapnya.
Ia menambahkan, keberadaan hunian di sekitar Blok M akan memunculkan perputaran ekonomi baru yang berdampak langsung pada pendapatan daerah.
“Kalau kawasan itu bisa beroperasi sepanjang waktu, perputaran uangnya cepat, dan ini akan jadi daya tarik ekonomi baru. Pemerintah daerah pun bisa mendapatkan sumber PAD baru di tengah berkurangnya dana transfer dari pusat,” kata Yayat.
Lebih lanjut, ia menilai, dengan penataan yang tepat, Blok M dapat kembali menjadi ikon Jakarta yang modern dan sesuai dengan karakter anak muda masa kini.
“Bisa menjadi ikon baru yang lebih kekinian dan modern. Blok M bisa menjadi hub bagi rumah tinggal atau rumah singgah bagi anak-anak muda yang bekerja di sekitar Thamrin, Sudirman, atau Fatmawati,” tuturnya.
Menurutnya, target pasar kawasan itu kini bukan lagi generasi lama, melainkan kalangan muda seperti Gen Z dan milenial.
Berita Terkait
-
Libatkan Pemerintah Pusat, Pramono Bakal Bentuk Satgas Pembenahan Kota Tua
-
Demi Kota Tua Hidup, Kampus IKJ Bakal Dipindahkan Gubernur Pramono dari TIM Cikini
-
Pramono Anung Akui Relokasi Pedagang Pasar Barito Tak Berjalan Mulus: Tak Mungkin Semua Senang
-
Pramono Kembangkan Blok M Hub, Pengamat Sebut Bisa Jadi Orchard Road Versi Jakarta
-
Polemik Usai, Pramono Anung Siap Bangun RS Tipe A di Lahan Eks Sumber Waras
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Telkom Pastikan Akses Free WiFi di Posko Bencana Tersedia Gratis bagi Masyarakat
-
Menhut Raja Juli Disorot DPR soal Bencana Sumatra, Respons soal Usulan Mundur Jadi Sorotan
-
Rapat Panas di DPR: Anggota Komisi IV Minta Menhut Raja Juli Mundur soal Penanganan Bencana Sumatra
-
Kapolri Ungkap Jejak Chainsaw di Kayu Gelondongan Banjir, Dugaan Kejahatan Hutan Makin Menguat?
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!