- Eks penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menyatakan tidak ingin kembali bekerja di KPK meski puluhan eks pegawai tengah berupaya direkrut ulang.
- Ia menilai keputusannya diambil untuk menghindari potensi resistensi dari pihak internal yang dulu menyingkirkannya.
- Yudi memilih tetap berkontribusi dari luar dengan memberikan kritik dan masukan terhadap kinerja KPK.
Suara.com - Eks penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap mengaku tidak ingin kembali bekerja di lembaga antirasuah.
Hal itu dia sampaikan setelah puluhan eks pegawai yang dianggap tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) tengah berupaya untuk kembali ke KPK.
"Saya memutuskan tidak kembali ke KPK," kata Yudi kepada wartawan, Senin (20/10/2025).
Lebih lanjut, dia mengaku akan terus memberikan masukan kepada KPK dalam upaya pemberantasan korupsi.
"Karena ingin tetap menjaga dan mengkritisi KPK dari luar," ujar Yudi.
Dia mengungkapkan alasan keputusannya untuk tidak kembali ke KPK ialah lantaran khawatir adanya resistensi terhadap dirinya yang selama ini kerap mengkritisi KPK.
"Kalau saya kembali ke KPK jangan-jangan resistensinya tinggi dari pihak-pihak yang dulu menyingkirkan kami, apalagi saat ini saya juga bersikap kritis dan keras," tandas Yudi.
Sebelumnya, Ketua IM57+ Institute Lakso Anindito menyebut 57 mantan pegawai KPK yang dianggap tidak lolos TWK ingin kembali ke KPK. Untuk itu, mereka mengajukan permohonan agar hasil TWK pada 2020 lalu dibuka ke publik.
Hasil TWK menyebabkan 57 mantan pegawai KPK tidak bisa melanjutkan bekerja di lembaga antirasuah pada 2020 silam.
Baca Juga: Terungkap! KPK Masih 'Berburu' Saksi Kunci, Penahanan Noel Diperpanjang
"Semua satu (suara), balik ke KPK sebagai bentuk pemulihan hak," kata Lakso saat kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara
-
Mendagri Minta PKK Papua Pegunungan Pastikan Program Tepat Sasaran