Suara.com - Pemerintah diminta lebih serius dalam menangani masalah produksi pangan. Anggota Komisi IV DPR Siswono Yudhohusodo mengatakan, tidak ada satu pun negara di dunia yang tidak memperhatikan masalah pangan. Kata dia, tujuan pembangunan akan menjadi sia-sia jika permasalahan pangan tidak ditangani dengan tepat dan serius.
Karena itu, lanjut Siswono, pembangunan dan pemenuhan kebutuhan pangan merupakan syarat mutlak dalam mewujudkan pembangunan dan ketahanan nasional.
“Golkar mendesak kepada pemerintah untuk lebih serius lagi dalam menyelesaikan permasalahan –permasalahan pangan,” ujar politisi Partai Golkar dari Komisi IV Siswono Yudhohusodo, dalam keterangan persnya, Rabu, (12/02/2014).
Dia menambahkan, sebuah negara agraris seperti Indonesia ini ternyata tidak mampu menyediakan kebutuhan pangan dalam negeri dan pemerintah masih harus mengimpor dari negara lain. Indonesia yang dikenal dengan istilah Gemah Lipah Loh Jinawi tidak seharusnya bergantung pada negara lain apalagi masalah pangan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS)menyebutkan bahwa impor beras meningkat 141 persen, jagung 89 persen, dan kedelai 19 persen. Impor gandum yang tahun sebelumnya sudah menembus angka di atas 5 juta ton, pada periode sekarang masih meningkat lagi dan mencapai 6,6 juta ton atau peningkatan sebesar 23 persen. Total impor biji-bijian, termasuk tepung, mencapai 17,2 juta ton, suatu angka impor yang fantastis.
“Impor produk-produk pangan di Indonesia sudah semakin kronis dan tidak terbendung, produksi pangan semakin menurun dan terancam dengan kehadiran produk-produk impor itu,”ujarnya.
Siswono menambahkan berbagai strategi peningkatan produksi pangan oleh pemerintah perlu dioptimalkan. Diversifikasi pangan, inovasi bahan pangan harus terus ditingkatkan dan menjadi agenda nasional sehingga kerawanan pangan yang sudah semakin kronis itu bisa terus ditekan.
“Diversifikasi pangan seakan hanya menjadi slogan saja, pemerintah mematok target swasembada pangan hanya secara normatif saja tidak secara konkrit dan sistematis,” ujar Siswono.
Berita Terkait
-
Yayat Supriatna Sebut Pembangunan Infrastruktur Pangan Bukan Domain Pemerintah
-
Perencanaan dan e-RDKK yang Tepat Jadi Kunci Optimalisasi Penyerapan Pupuk Subsidi di Aceh
-
Gebrakan Gibran di Tangerang: Tanam Jagung Pakai Traktor, Minta Bulog Inovasi Demi Swasembada
-
Geger Udang Cikande Terpapar Radioaktif, Waka MPR Eddy Soeparno: Ini Bukan Hal Ringan!
-
Pendidikan atau Pangan? Debat Pengalihan Anggaran yang Kian Panas
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Masih Ada Harapan! Begini Skenario Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Meski Kalah dari Arab Saudi
-
Harga Emas Hari Ini: Antam di Pegadaian Rp 2,4 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Juga Naik!
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
Terkini
-
Arus Modal Asing Banyak Kabur dari Indonesia, OJK: Itu Sementara
-
IHSG Berbalik Menguat, Cek Saham-saham yang Cuan Pagi Ini
-
Emas Antam Terus Melesat ke Level Tertinggi, Hari ini Harganya Rp 2.303.000 per Gram
-
PPRE Beberkan Strategi Daya Saing BUMN di Tengah Gempuran Kontraktor Swasta
-
Pameran Pertambangan Minerba Convex 2025 akan Digelar: Jadi Pusat Edukasi Seputar Pertambangan!
-
Belajar dari Whoosh, Danantara Mau Bangun Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Jika Rencananya Matang
-
Bukan Ancaman, Agen Asuransi Justru Manfaatkan AI untuk Gaet Nasabah
-
Darurat Tekstil Nasional! Banjir Impor Murah Ancam 3,7 Juta Pekerja
-
Survei BI: Keyakinan Konsumen Menurun, Cari Kerja Jadi Makin Sulit
-
Jelang 1 Tahun, Mantan Menteri ESDM Kritik Pemerintahan Prabowo-Gibran