Suara.com - Pemberian uang dalam jumlah besar oleh pemerintah kepada 27 Badan Usaha Milik Negara harus disertai dengan pengawasan yang ketat dari semua pihak. Pengamat ekonomi dari Universitas Brawijaya, Ahmad Erani Yustika mengatakan, pengawasan harus dilakukan karena dana yang dikucurkan cukup besar yaitu Rp37 triliun.
Kata dia, dana penyertaan modal negara itu bertujuan untuk meningkatkan kinerja BUMN. Karena itu, pengawasan ketat harus dilakukan oleh sejumlah pihak terkait seperti Kementerian BUMN, Badan Pemeriksa Keuangan dan juga DPR.
“Sebagaiknya jangan sedikit-sedikit curiga dengan pemberiaan dana besar kepada BUMN ini. Kita lihat sisi positifnya saja. BUMN itu salah satu pelaku ekonomi yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Tahun lalu hanya dapat sekitar Rp5 trilun. Dana itu akan digunakan BUMN untuk memperbaiki kinerjanya,” kata Erani kepada suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (11/2/2015).
Kata dia, 27 BUMN yang menerima dana penyertaan modal negara juga harus transaparan dalam menggunakan dana tersebut. Ahmad Erani berharap, dengan adanya tambahan dana ini maka 27 BUMN tersebut bisa menigkatkan kinerjanya terutama BUMN yang mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan publik.
Dinihari tadi, Komisi VI DPR-RI menyetujui usulan penyertaan modal negara (PMN) kepada 27 badan usaha milik negara atau BUMN dalam RAPBN-P Tahun 2015 senilai Rp37,276 triliun.
"Dari 35 BUMN yang diusulkan, Komisi VI memutuskan menyetujui suntikan dana PMN kepada 27 perusahaan, dengan berbagai catatan dan rekomendasi," kata Ketua Komisi VI DPR Achmad Hafisz.
Menurut Hafisz, kucuran dana sebesar Rp37,276 triliun terdiri atas Rp36,07 triliun dalam bentuk PMN tunai (cash) dan Rp1,206 triliun nontunai (noncash).
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan
-
Emiten Farmasi RI Bangun Pabrik Besar di Australia, Targetkan Jadi Raja Co-Packaging