Suara.com - Manajemen Bank Papua mengagendakan pergantian nama dan logo perusahaan untuk mengakomodir keinginan para pemegang saham yang berasal dari Provinsi Papua Barat.
"Mungkin logo dan nama yang kita sesuaikan sehingga bisa mengakomodir dua provinsi yang ada di Tanah Papua ini karena kalau tidak seolah-olah Bank Papua hanya di Papua saja, tidak ada di Papua Barat," ujar Direktur Utama Bank Papua Johan Kafiar di Jayapura, Senin (11/4/2016).
Ia pun mengaku bahwa pihaknya telah mengadakan perlombaan untuk mendapatkan nama dan logo Bank Papua yang baru dan hanya menunggu persetujuan dari para pemegang saham saja.
"Kita ingin ke depan mencari nama, nah wacana yang berkembang mungkin namanya kita pakai Tanah Papua sehingga bisa mencapai seluruhnya," kata dia.
Johan pun bertutur bahwa adanya keinginan dari sebagian pemilik saham Bank Papua untuk bisa membentuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Papua Barat sangat berat diwujudkan dalam waktu dekat karena tahapannya cukup panjang.
"Saya pikir memang wacana itu boleh saja, tapi untuk membentuk bank tidak segampang itu karena harus melalui proses di bank Indonesia dan harus punya modal setor minimal Rp3 triliun, karena itu menurut saya belum waktunya," ujarnya lagi.
Manurut Johan keberadaan Bank Papua di dua provinsi yang ada di Tanah Papua kini sangat penting untuk menjadi penggerak perekonomian rakyat, sehingga lebih baik keberadaannya harus diperkuat di seluruh daerah.
"Saran saya, sebaiknya semua jadi satu sehingga ekonomi Papua betul-betul bisa dibangkitkan," kata Johan yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Umum dan Operasional Bank Papua.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2016, laba bersih bank pembangunan daerah (BPD) milik pemerintah daerah Papua dan Papua Barat tersebut meraih laba bersih Rp7,96 miliar. Jumlah kredit yang dikucurkan mencapai Rp12,81 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun mencapai Rp18,08 triliun. Adapun total aset yang dimiliki adalah Rp21,89 triliun. (Antara)
Berita Terkait
-
Review Film Timur: Aksi Intens dan Cerita Emosional di Tanah Papua
-
Papua Bukan Ruang Kosong: Aksi Damai Desak Tinjau Proyek Tebu Merauke
-
Obral Insentif! ESDM Lelang 8 Blok Migas Tahap III: Ada 'Raksasa' Papua 15 Miliar Barel
-
Harga Cabai Rawit di Papua Pedas, Tembus Rp125 Ribu/Kg
-
Kebun Sawit di Papua untuk Swasembada Energi, Bagaimana Risikonya?
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Purbaya Bicara Nasib Insentif Mobil Listrik Tahun Depan, Akui Penjualan Menurun di 2025
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN
-
Purbaya Ogah Alihkan Dana MBG demi Atasi Bencana Banjir Sumatra