Suara.com - Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah menyatakan para pengembang masih kesulitan membangun rumah sederhana melalui program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
"Mengenai rumah FLPP ini kalau dari sisi konsumen sebetulnya cukup besar, cuma untuk pembangunannya masih ada beberapa kendala yang kami hadapi," kata perwakilan DPD REI Nur Widhi Wijatmiko di Semarang, Jumat (29/4/2016).
Widhi mengatakan, kendala tersebut salah satunya adalah ketersediaan tanah. Diakuinya, khusus untuk pengembang rumah sederhana tidak mudah memperoleh tanah yang harganya sesuai dengan harga jual rumah tersebut.
"Kalau rumah FLPP kan harganya sudah ditentukan oleh Pemerintah, yaitu kisaran Rp116 juta-Rp118 juta/unit. Idealnya harga tanah agar sesuai dengan harga jual tersebut sekitar Rp150 ribu/m2," kata Direktur PT Hamparan Cipta Griya tersebut.
Dengan harga tersebut, pengembang tidak mudah memperoleh tanah di kota-kota besar, sehingga harus beralih ke daerah penyangga. Untuk wilayah Kota Semarang sendiri di antaranya Kabupaten Demak dan Kendal.
Selanjutnya, dari sisi regulasi diharapkan ada kemudahan yang dirasakan oleh pengembang. Pihaknya berharap, salah satu kemudahan yang diberikan adalah dari sisi izin.
"Walaupun saat ini sudah mulai perbaiki, tetapi kami merasa untuk pengurusan izin ini masih belum terlalu lancar. Akan sangat membantu sekali apabila Pemerintah bisa memangkas waktu maupun prosedur pengurusan izin," katanya.
Kendala yang lain adalah lembaga jasa keuangan yang memfasilitasi kredit pemilikan rumah (KPR) ini jumlahnya tidak terlalu banyak. Bahkan, hingga saat ini masih didominasi oleh BPR.
"Kalau dari perbankan hanya bank-bank BUMN, ada beberapa yang lain sudah memulai tetapi belum begitu lancar," katanya.
Di sisi lain, meskipun peminat dari rumah sederhana ini cukup banyak tetapi masih banyak juga dari mereka yang belum "bankable" atau dapat memenuhi persyaratan dari perbankan.
"Beberapa syarat dari bank di antaranya pekerja tersebut harus terdaftar sebagai pekerja tetap di perusahaan dan gaji juga harus diberikan melalui bank. Padahal, segmentasi rumah sederhana ini sebagian juga untuk pedagang kaki lima," katanya.
Pihaknya berharap, mengenai kondisi tersebut perbankan memberikan kemudahan sehingga calon pembeli rumah sederhana tidak kesulitan saat akan membeli rumah. (Antara)
Berita Terkait
-
Rumah Subsidi Laris! Realisasi Sudah 221 Ribu Unit dari Kuota 350 Ribu Tahun Ini
-
Pemutihan BI Checking Bagi KPR Rumah Subsidi, Kapan Direalisasikan?
-
Effortless Classy! 4 Gaya Outfit Minimalis ala Rei IVE yang Timeless Banget
-
PNM & Menteri PKP Berikan Pembiayaan Terjangkau untuk Renovasi Rumah Usaha Nasabah Mekaar di Malang
-
BRI Catat Serapan FLPP Tertinggi, Menteri PKP Apresiasi Dukungan untuk Rumah Subsidi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Jaring Investor AS, MedcoEnergi (MEDC) Resmi Diperdagangkan di OTCQX
-
BUMN Dapen Jamin Transparansi Pengelolaan Dana
-
MNC Bank-Nobu Batal Kawin, OJK: Harapannya Tetap Fokus Target Pertumbuhan
-
BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia
-
Daftar Rincian Diskon Tarif Transportasi untuk Libur Akhir Tahun
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Bukan Hanya Harga Tinggi, Ini Faktor Lain yang Bikin KPPU Curiga Ada Kartel
-
Permata Bank Klaim Telah Turunkan Bunga Kredit, Tapi Hanya Segmen Tertentu
-
Uang Beredar M2 RI Melambat di Oktober 2025: Likuiditas Makin Ketat?
-
Kemenkeu Ungkap Alasan Pemda Lambat Belanja, Dana Mengendap di Bank Tembus Rp 244 T