Suara.com - Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlangsung di Jakarta, Rabu (25/10/2017) malam, menilai stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia dalam kondisi terjaga.
Keterangan pers tertulis OJK menyebutkan stabilitas sistem keuangan tersebut terpengaruh oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi global, karena perbaikan ekonomi di negara maju di Eropa dan Amerika Serikat.
Penguatan ekonomi ini juga didukung oleh ekspektasi pelaku pasar keuangan terhadap kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) yang memulai normalisasi "balance sheet" pada Oktober 2017 serta rencana menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) pada Desember 2017 .
Kondisi perekonomian domestik ikut terjaga berkat penurunan suku bunga Bank Indonesia selama dua kali pada Agustus dan September 2017.
Di pasar keuangan domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) juga terus mencatatkan penguatan pada September 2017.
Meski terjadi "net sell" nonresiden sebesar Rp11,2 triliun, IHSG masih meningkat 0,6 persen pada September 2017, lebih tinggi dari periode Agustus 2017 sebesar 0,4 persen, yang didukung oleh investor dalam negeri.
Sementara itu, investor nonresiden masih mencatatkan "net buy" di pasar SBN sebesar Rp34,2 triliun yang mendorong imbal hasil SBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing turun 15,1 bps, 14,6 bps dan 24,8 bps.
Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan berada pada level moderat, dengan kinerja kredit perbankan pada September 2017 tercatat tumbuh 7,86 persen (yoy), dan piutang pembiayaan tumbuh sebesar 8,16 persen (yoy).
Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan per Agustus 2017 juga tercatat tumbuh sebesar 11,69 persen (yoy) dan premi asuransi jiwa tercatat tumbuh menjadi 37,8 persen (yoy) serta premi asuransi umum dan reasuransi meningkat menjadi 4,35 persen (yoy).
Pada periode Januari-September 2017 tercatat 118 emiten yang melakukan penghimpunan dana melalui pasar modal dengan nilai sebesar Rp182,2 triliun atau meningkat sebesar 32,1 persen dibandingkan periode sama 2016.
Dari 118 emiten yang melakukan penghimpunan dana tersebut, terdapat 29 emiten baru, sehingga target 21 emiten baru di 2017 telah tercapai.
Risiko kredit terpantau turun pada September 2017 dengan rasio kredit bermasalah (NPL) gross tercatat membaik menjadi 2,93 persen dibandingkan Agustus 2017 sebesar 3,05 persen, dan rasio NPF perusahaan menjadi 3,18 persen, dari Agustus 2017 sebesar 3,31 persen.
Ke depan, OJK melihat proses pemulihan ekonomi global semakin solid dan akan berdampak positif pada kinerja perekonomian domestik dan sektor jasa keuangan Indonesia.
Seiring dengan tren penurunan suku bunga, OJK memproyeksikan terdapat ruang bagi sektor jasa keuangan untuk berkontribusi dalam memacu pertumbuhan ekonomi domestik dengan mendorong penyaluran dana.
Secara keseluruhan, OJK terus mencermati perkembangan risiko pasar seiring dengan pelaksanaan normalisasi kebijakan moneter di AS dan Eropa. (Antara)
Berita Terkait
-
Chelsea dan Manchester United Duel Panas Berebut Bek Ajaib Brasil Rp1 Triliun
-
Proyek Karbon Indonesia Diserbu Investor, BEI Catat 2,75 Juta ton CO Selama COP 30
-
Marak Modus Penipuan Jelang Akhir Tahun! OJK Ingatkan Jangan Tergiur Promo Tiket Murah
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Waspada! Penipuan Promo Tiket Murah Seliweran di Libur Akhir Tahun, Begini Modusnya
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
Darurat Tengah Malam? Ini Daftar Rumah Sakit & Puskesmas 24 Jam di Palembang
-
604 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Sumatera: Update Terkini
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
Terkini
-
Dirut BUMN Diminta Danantara Turun Bantu Korban Bencana Sumatra, Ini Kata Bos SIG
-
Berkat PNM, Aan Andasari Sukses Kembangkan Sampah Jadi Peluang Usaha
-
Cara Pencairan BLT Kesra di Kantor Pos, Bisa Diwakilkan dengan Syarat
-
CBDK Mendadak Diborong: Harga Saham Naik Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Pemerintah Siapkan Skema Ini untuk Selamatkan Pedagang Thrifting Lokal
-
Purbaya Akan Bantu Masalah Investasi Pengusaha: Kemampuan Saya Setingkat Abu Nawas
-
Banjir-Longsor Melanda Sumatera, ESDM Sebut Lokasi Tambang Jauh dari Titik Bencana
-
Jelang Tutup Tahun, Fintech Restock Sudah Gelontorkan Dana Rp3,6 Triliun
-
Apakah Deposito Bisa Tambah Kekayaan? Ini Penjelasannya
-
ESDM Bicara Kapan Jaringan Listrik Hingga BBM di Wilayah Terdampak Banjir Sumatera Kembali Normal