Suara.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan sejauh ini belum mendapatkan anggaran untuk membangun sejumlah fasilitas pada proyek Ibu Kota Negara Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
"Soal IKN, sampai saat ini tidak ada anggaram di PU untuk IKN, karena dalam surat Kemenkeu dan Bappenas pada saat alokasi anggaran itu ada bintangnya, bahwa alokasi 2022 di luar IKN dan bencama alam," kata Basuki dalam rapat dengan Komisi V DPR, Selasa (25/1/2022).
PUPR sedang menyiapkan proposal pengajuan anggaran kepada Kementerian Keuangan untuk mendapatkan anggaran pembangunan infrastruktur IKN.
"Jadi saat ini kami sedang menyusul dan diusulkan ke Menkeu, kira-kira sampai 2022-2024 untuk KIPP kawasan inti pusat pemerintahan yaitu untuk Kantor Presiden, Wapres, DPR, MPR, jalan, air baku, air minum, listrik itu sekitar Rp46 sekian triliun, nah ini sedang sama Menkeu," kata dia.
Ketika ditanya sumber pendanaan, Basuki mengatakan "kami sebagai user, apakah itu PEN, saya gak ngerti. Insya allah tidak dibebani lagi karena itu di luar DIPA."
Meski begitu Basuki memastikan anggaran pembangunan IKN tidak akan mengganggu program-program kerakyatan PUPR.
"Tapi kalau itu direfocusing dari dipa saya akan jaga betul yang untuk kerakyatan ini karena gak mungkin Rp46 triliun dibebankam pada dipa kita semua," katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berniat memakai sebagian anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional 2022 untuk pembangunan infrastruktur awal proyek Ibu Kota Negara Nusantara.
Dari total anggaran PEN 2022 yang sebesar Rp455,62 triliun tersebut, Sri Mulyani bakal memakai sebanyak Rp178 triliun untuk kebutuhan pembangunan awal IKN terutama pembangunan jalan.
"Kalau PUPR waktu itu menyampaikan akan membuat jalannya, itu kalau memang bisa eksekusi di 2022 maka akan bisa kita anggarkan di Rp178 (triliun) ini," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia menganggap pembangunan IKN menjadi salah satu program yang bisa mengakselerasi dana PEN secara optimal, terutama pada sektor padat karya. Apalagi alokasi sebesar Rp178,3 triliun tersebut belum dispesifikasi untuk apapun.
"Makanya di pemulihan ekonomi, penguatan ini kita harus betul-betul pragmatic, mana yang bisa jalan. Makanya kemarin saya buat statement untuk IKN, ini termasuk yang akan bisa dimasukkan dalam klaster ini kalau kementerian terkaitnya siap," kata Sri Mulyani.
Berita Terkait
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Menkeu Purbaya Tangguhkan Kebijakan Sri Mulyani, Pajak 'Online Shop' Resmi Ditunda!
-
Omongan Menkeu Purbaya Soal Data Subsidi LPG Sejalan dengan Sri Mulyani
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
Tak Lagi Jadi Menteri, Berapa Uang Pensiun yang Diterima Sri Mulyani Setiap Bulan?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi
-
OJK Umumkan 5 Bank Telah Gulung Tikar
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
SPBU Pertamina Diminta Perbanyak Improvisasi Layanan, dari Toilet hingga Fasilitas Instagramable