Bisnis / Keuangan
Kamis, 04 Desember 2025 | 09:12 WIB
Ilustrasi. Potret lanskap Long Belt Conveyor membentang sepanjang 2,4 km di area tambang PT Semen Gresik Pabrik Rembang (anak usaha SIG), Jawa Tengah. Foto ist

Suara.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) terus memperkuat komitmennya dalam mendorong transisi menuju industri hijau melalui integrasi prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di seluruh operasi bisnisnya.

Langkah strategis ini menjadi fondasi perusahaan dalam memastikan pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan sekaligus menegaskan posisi emiten bersandi SMGR ini sebagai pelaku industri yang siap menghadapi tantangan ekonomi rendah karbon.

Salah satu implementasi nyata komitmen tersebut terlihat dari pengelolaan lahan pascatambang di Pabrik Tuban, Jawa Timur. SIG menerapkan metode zero run off untuk menjaga keseimbangan air bawah tanah serta mengembangkan sistem penanaman pohon berbasis alur yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan di area reklamasi quarry batu gamping. Upaya ini memperlihatkan bagaimana aspek keberlanjutan diintegrasikan langsung ke dalam proses operasional.

Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, menegaskan bahwa praktik bisnis berkelanjutan bukan lagi sekadar pilihan, tetapi menjadi kekuatan utama perusahaan dalam menciptakan nilai jangka panjang. “Capaian ASRRAT 2025 membuktikan keseriusan SIG dalam penerapan keberlanjutan dan tata kelola yang baik, sekaligus mempercepat transisi industri hijau untuk mendukung target Net Zero Emission 2050,” ujar Reni.

SIG juga secara konsisten memperkuat fokus keberlanjutannya yang selaras dengan tiga pilar utama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yakni prosperity, people, dan planet.

Melalui program pengelolaan lahan pascatambang, perusahaan membangun kawasan Ecopark Kambang Semi sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Kawasan ini mencakup perkebunan pisang cavendish, penyulingan kayu putih, area green house, peternakan, keramba apung ikan nila, hingga area edukasi dan perkemahan.

Selain memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, program ini juga mengembalikan fungsi ekologis kawasan tambang. Sejak 2022, SIG mengembangkan pemanfaatan tanaman jagung dan pengolahan limbah tongkol jagung sebagai bahan bakar alternatif dalam produksi semen. Langkah ini mendukung percepatan penurunan emisi CO yang menjadi target utama dalam Peta Jalan Keberlanjutan SIG 2030.

Dengan berbagai inisiatif ramah lingkungan yang terukur, SIG menegaskan komitmennya menghadirkan operasi industri semen yang efisien, rendah karbon, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Penertiban Tambang Ilegal di Gunung Halimun Salak

Load More