Suara.com - Ganja atau juga disebut dengan marijuana digolongkan sebagai narkotika. Di Indonesia, penyalahgunaan ganja dapat membuat seseorang dijebloskan ke dalam bui.
Tapi di beberapa negara lain, ganja justru diolah menjadi jus dan dianggap sebagai minuman yang sehat.
Kath Guidance, Juru bicara dari Nimbin Hemp Embassy-sebuah organisasi yang mempromosikan reformasi hukum ganja-mengatakan, bahwa seperti kebanyakan sayuran hijau, ganja kaya akan kalsium, zat besi, vitamin K, serat, dan antioksidan.
"Kanabinoid berinteraksi dengan sistem endocannabinoid yang mengatur suasana hati, nafsu makan dan rasa sakit. Kombinasi ini memberikan manfaat anti peradangan, anti-mual, anti-kejang, dan meningkatkan suasana hati," kata Guidance seperti dilansir dari laman Nypost.com.
Dia juga menjelaskan bahwa para ahli baru-baru ini meyakini ganja bisa digunakan untuk mencegah beragam masalah kesehatan.
"Daun ganja adalah sumber protein, magnesium, Omega-3, dan asam lemak Omega-6 yang sangat baik. Jika dikonsumsi, itu bisa mencegah penyakit serius dengan cara yang sama seperti menjalani gaya hidup sehat," ujarnya.
Selain itu, Guidance menyatakan bahwa penelitian juga telah menemukan efek positif ganja dalam mengatasi Alzheimer, demensia, dan epilepsi. Menurut dia, banyak masyarakat yang telah mengolah ganja sebagai jus untuk manfaat kesehatan.
Ray-Jay, 28 tahun, seorang penderita penyakit autoimun kronis Crohn's dari Australia telah mengonsumsi jus ganja selama bertahun-tahun untuk membantu menghilangkan rasa sakit.
"Mengonsumsi ganja mentah secara keseluruhan telah populer selama beberapa dekade secara internasional. Dokter Australia tidak dilatih di pabrik tetapi jika Anda secara mandiri melakukan penelitian online, Anda akan menemukan ribuan orang telah membuat jus untuk manfaat kesehatan," kata Ray-Jay.
The Therapeutic Goods Administration merekomendasikan siapa saja yang ingin menggunakan ganja sebagai pengobatan untuk berbicara dengan dokter mereka. Sementara itu, Ray-Jay dan rekannya menggunakan tanaman itu sendiri untuk tujuan kesehatan.
Baca Juga: Densus 88 Gerebek Rumah Terduga Jaringan Teroris di Bogor
"Saya beralih ke ganja ketika Crohn saya tidak terkendali. Saya kehilangan lebih dari 25 kg dalam beberapa bulan dan obat kimia tidak membantu. Setelah beberapa minggu mengonsumsi ganja gejala mual, diare, kram, dan kembung bisa ditangani," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa