Suara.com - Sekelompok lembaga swadaya masyarakat, ormas sampai organisasi kampus membentuk koalisi anti-politik uang di Tangerang Selatan. Ini sebagai gerakan menjelang pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) serentak di sana akhir tahun ini.
Koalisi masyarakat sipil itu menamakan diri SAPU atau satuan tugas lawan politik uang di Tangerang Selatan. Pilkada itu akan dilakukan pada 9 Desember 2015. KPU Kota Tangerang Selatan telah menerima 3 pasangan calon Walikota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan.
Di antaranya Airin Rachmi Diany berpasangan dengan Benyamin Davnie selaku Petahana, Ikcsan Mojo berpasangan dengan Lin Claudia Chandra, serta Arsid berpasangan dengan Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri.
Koordinantor Satgas SAPU, Beno menelisik Tangsel rawan praktik politik uang. Sehingga ini perlu diawasi langsung oleh masyarakat.
“Melihat atmosfer Pilkada Tangsel kali ini tidak menutup kemungkinan politik uang masih di jadikan instrumen kampanye yang handal untuk meraih kemenangan,” kata Bedo dalam pernyataannya, Kamis (30/7/2015).
Beno menjelaskan pihaknya membuka “hotline” pengaduan jika terjadi bagi-bagi uang. SAPU membuka posko pengaduan di Perumahan Griya Jakarta, Jl. Kemang Raya Blok. B1 No. 30 Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan. Pengaduan bisa juga dikirimkan lewat email pengaduanpolitikuang@gmail.com atau juga telepon di 085780290518 dan 081311554720.
SAPU ini terdiri dari gabungan LSM dan Ormas di antaranya TRUTH (Tangerang Public Transparency Watch), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) MataHati Tangerang Selatan, Pemuda Muhammadiyah Kota Tangerang Selatan, Sekolah Antikorupsi (SAKTI) Tangerang, Madrasah Antikorupsi, IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Tangerang Selatan, HMI KOMIPAM (Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Pamulang), IKA SAKTI (Ikatan Alumni Sekolah Antikorupsi) Tangerang, dan IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) Tangerang Selatan.
“Kami juga akan mengajak masyarakat Tangerang Selatan untuk cerdas, dengan tidak memilih calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang melakukan politik uang atau memberikan sejumlah uang demi memperoleh simpatik dan suara untuk kemenangan calon tersebut, ini sebagai bentuk sanksi social,” tutup Beno.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
Terkini
-
Hidup di Balik Tanggul Luat Raksasa: Kisah Warga Tambakrejo Membangun Harapan dari Akar Mangrove
-
Gaduh Internal Gerindra, Ini 4 Alasan Kader Daerah Tolak Keras Budi Arie
-
TB Hasanuddin: Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil Sudah Jelas, Tapi Pemerintah Tak Pernah Jalankan
-
Status Firli Bahuri Jadi 'Senjata', Keyakinan Roy Suryo Cs Tak Ditahan di Kasus Ijazah Jokowi
-
Polda Metro Jaya Jamin Profesionalisme, Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Tak Ditahan Usai Diperiksa 9 Jam
-
BPJS Ketenagakerjaan Gelar Diskusi Panel: Perkuat Transparansi Pengelolaan Dana Jaminan Sosial
-
Prabowo Dengar, Alasan Kader Gerindra Menjerit Tolak Budi Arie
-
Yusril Beberkan Rencana 'Pemutihan' Nama Baik Napi, Ini Beda Rehabilitasi dan Hapus Pidana
-
Transjakarta Belum Bisa PHK Karyawan Terduga Pelaku Pelecehan, Tunggu Bukti Baru
-
Geledah Dinas Pendidikan Riau, KPK Cari Jejak Bukti Korupsi di Balik Kasus Pemerasan Gubernur