Suara.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan proses pembuatan berita acara pemeriksaan Sekretaris Jenderal DPD FPI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin sudah sesuai prosedur.
"Kami menyatakan BAP tersebut sudah sah," kata Martinus di Mabes Polri, Rabu (4/1/2017).
Martinus mengatakan pembuatan BAP telah melalui proses koreksi sampai dua atau tiga kali sebelum ditandangani pelapor dan penyidik.
Begitu semua kalimat yang ditulis penyidik sesuai dengan yang disampaikan pelapor, BAP ditandatangani keduabelah pihak.
"Apa yang ditulis di situ adalah apa yang disampaikan. Apa yang sudah dilakukan ini, lalu di print out dan dikembalikan kepada yang diperiksa, kemudian harus dibaca. Apabila ada kalimat yang tidak tepat bisa dikoreksi. Ini bisa sampai dua atau tiga kali print out," kata dia.
Martinus menekankan setelah pelapor meneken BAP dia bertanggungjawab atas apa yang disampaikan.
"Tanda tangan itu, dia (Novel) mengerti apa yang ditulis. Sehingga dalam BAP itu ada tanda tangan pemeriksa dan yang diperiksa. Dan, sebuah tanda tangan itu merupakan satu tanggungjawab, dia bertanggungjawab atas apa yang disampaikan," tuturnya.
Novel mengonfirmasi ada kata Fitsa Hats dalam BAP yang dibacakan di persidangan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam perkara dugaan penodaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, kemarin. Novel menekankan itu bukan kesalahannya. Novel kemudian menjelaskan awal mulanya.
"Itu kan yang ngetik polisi. Polisi itu senior, orangtua. Kalau saya lihat nggak paham penulisan sebenarnya. Dan ketika itu tidak menanyakan penulisannya itu gimana," kata Novel kepada Suara.com.
Novel mengatakan setelah selesai pemberkasan, hasilnya diserahkan kepada Novel agar dikoreksi ulang untuk memastikan tidak ada kesalahan.
"Setiap lembar BAP kan mesti ditandatangani dan sekaligus koreksi. Saya koreksi, dan kata itu lolos," kata Novel.
Novel mengatakan memang pernah bekerja di restoran Pizza Hut di Apartemen Park Royal, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, pada 1992-1995.
"Waktu itu saya baru lulus sekolah. Saya di bagian maintenance perawatan kendaraan," kata Novel.
Novel baru tahu ada kesalahan data nama perusahaan dalam persidangan keempat Ahok di Auditorium Kementerian Pertanian.
Novel tak habis pikir kenapa kesalahan tulis Pizza Huts menjadi Fitsa Hats menjadi heboh. Padahal, menurutnya, itu kesalahan kecil dan tidak substantif.
Yang membuat Novel tidak terima adalah gara-gara kesalahan ketik BAP yang dilakukan anggota polisi, Ahok menuduh Novel.
"Itu dia jadikan untuk menuduh saya melakukan manipulasi. Kedua, saya dituduh malu menuliskan yang sebenarnya yang mana perusahaan itu adalah adalah perusahaan AS menurut kata Ahok," kata Novel.
Menurut Novel seharusnya masalah seperti ini tidak perlu dibesar-besarkan.
Berita Terkait
-
Anies Merapat Ke PDIP, Tokoh 212 Sebut Cinta Lama Bersemi Kembali: Dia Awalnya Berpaham Sekuler, Makanya Sejalan
-
Ribuan Anggota DPR dan DPRD Terlibat Judi Online, PA 212: Segera Pecat atau Mengundurkan Diri!
-
Segera Gelar Ijtima Ulama, PA 212 soal Dukungan di Pilkada Jakarta: Kami Ikut Komando Imam Besar Habib Rizieq Shihab
-
Tak Cukup Hanya Bagikan Kopi Lokal Usai Dihujat Netizen, PA 212 Tuntut Zita Anjani Minta Maaf Ke Umat Islam
-
Pamer Minum Starbucks di Mekkah, PA 212: Zita Anjani Melukai Hati Umat Islam
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru