Suara.com - Sudah sejak dua hari lalu bocah berusia 14 tahun bernama Muhammad tidur beralaskan tikar di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Jakarta Barat.
Bersama ibu, nenek, paman dan sepupu kecilnya yang baru berusia 4 tahun, pencari suaka asal Afghanistan itu menunggu kejelasan nasib untuk dapat resmi tinggal di Indonesia.
“Kami kesini karena takut dengan Taliban,” ujar Muhammad kepada Anadolu Agency di Jakarta, Selasa (19/12/2017).
Muhammad betul-betul ingat bagaimana kejamnya Taliban membunuh bibinya. Mereka menembakkan peluru ke tubuh bibinya, dan menjadikan sepupu kecil berusia 4 tahun itu menjadi piatu. Bahkan pamannya yang bekerja sebagai sopir, ayah sepupu kecil itu, sempat diancam Taliban akan dibunuh.
Dua pekan lalu keluarga itu boyong ke Indonesia, mengadu nasib demi lepas dari Taliban dan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Muhammad satu-satunya anggota keluarga yang bisa berbahasa Inggris.
Kondisi tempat menunggu di trotoar Rudenim juga sangat mengkhawatirkan. Beralas tikar dengan atap terpal, mereka tinggal dalam kondisi berdesakkan bersama ratusan pencari suaka lainnya.
Bagi yang berkeluarga, mereka memberi pembatas berdinding kain. Karena tak ada lemari, mereka menggantungkan baju menggunakan tali di sepanjang pagar Rudenim.
Tempat itu tak ramah bagi sepupu kecilnya, juga bagi neneknya yang sedang sakit punggung.
Baca Juga: MU Lakoni Perempat Final Piala Liga, Akankah Mkhitaryan Bermain?
“Izinkan nenek saya masuk ke dalam, punggungnya sedang sakit,” Muhammad memohon.
Seperti Muhammad, Ahmed, bukan nama sebenarnya, juga datang ke Indonesia demi terlepas dari serangan kelompok teroris Al Shabaab.
“Kalau tidak pergi, mereka akan membunuh saya,” katanya.
Bersama temannya, laki-laki asal Somalia ini berharap kemurahan hati pemerintah Indonesia.
Ahmed terbang ke Malaysia 2015 lalu, lantas naik kapal laut ke Medan lewat jalur ilegal. Dari Medan, Ahmed menggunakan bus hingga sampai ke Jakarta.
“Kami menunggu agar Imigrasi mengizinkan masuk dan mendapatkan suaka dari Pemerintah Indonesia,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
Terkini
-
Gerakkan Ekonomi Daerah, Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Siswa Jateng Gemar Makan Ikan
-
Soal Pemberian Gelar Pahlawan, Surya Paloh Ucapkan Selamat Kepada Keluarga Besar Pak Harto
-
Tak Gentar Dijadikan Tersangka dalam Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo Senggol Gibran
-
KPK Klarifikasi, Tidak Ada Penggeledahan Mobil Plt Gubernur dan Sekda Riau
-
Dinilai Cacat Hukum, Empat ASN Gugat Surat Perintah Mutasi Kepala BNN ke PTUN
-
Penampakan Gunung Sampah di Kolong Tol Wiyoto Wiyono, Baru Ditangani Setelah Diberitakan
-
Bergerak ke Sulsel dan Kaltim, KPK Sudah Periksa 350 Biro Travel dalam Kasus Haji
-
Suasana Rapat RUU Hak Cipta di DPR Mencair, Ketua Baleg Minta Ariel Noah Bernyanyi
-
Kapasitas, Bukan Politik: Dua Alasan Utama di Balik Penunjukan Arif Satria Sebagai Kepala BRIN
-
Beraksi Siang Bolong! Jambret Bersenjata di Bekasi Gagal Rampas Rp450 Juta Usai Kepergok Warga