Suara.com - Bak jamur di musim penghujan, fenomena jasa penukaran uang recehan menjelang Idul Fitri 1439 Hijriah, mulai menggeliat di sejumlah wilayah, termasuk di Tangerang Selatan.
Orang-orang yang menawarkan jasa penukaran uang tampak ramai di pinggir jalan-jalan utama Tangsel, tepatnya di sepanjang Jalan Otista Raya, Ciputat.
Bermodalkan bangku dan meja kecil seadanya, mereka rela menahan panas terik dan debu demi mendapat keuntungan dari jasa penukaran uang recehan itu, tepat di sebelah loket penjualan tiket PO bus yang berada di jalur satu arah tersebut.
Salah satu pria yang melakoni praktik jasa penukaran uang di lokasi mengatakan, momentum bulan Ramadan dan perayaan lebaran selalu dimanfaatkannya untuk menambah pundi-pundi penghasilan, yakni dengan cara menjadi penukar uang di pinggir-pinggir jalan.
"Saya sudah lima tahun jadi penukar uang seperti ini, lumayan hasilnya. Sebenarnya pekerjaan saya itu buruh bangunan, tapi kalau sudah dua minggu mau lebaran ya saya mending pilih kerja begini," ungkap Tio (42), Sabtu (9/6/2018).
Tio mengakui, uang-uang baru itu dipasok melalui seseorang yang disebutnya sebagai bandar besar. Lantas, uang tersebut dibagi-bagi kepada mereka ditingkat lapangan. Tiap satu ikat uang, mereka harus membayar nilai lebihnya kepada bandar sebesar Rp 2500 hingga Rp 5 ribu.
"Kami di lapangan biasanya sekali ambil dari bandar itu sekitar Rp 10 jutaan, nantikan beda-beda pecahannya, ada yang pecahan dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu, dan dua puluh ribu. Untuk setoran, misalnya satu ikat jumlahnya seratus ribu, kita bayarnya Rp 102.500, tergantung nominal pecahan dan jumlahnya. Tiap ikatan itu jumlahnya minimal seratus ribu," jelasnya.
Pria yang telah memiliki tiga orang anak itu menambahkan, dalam satu hari, rata-rata ada sekira 5 hingga 10 orang yang menukar uang recehan kepadanya.
Tiap satu ikatan dijual dengan nilai lebih Rp 10 ribu. Menurutnya, rata-rata pembeli mencari pecahan uang lima ribu dan sepuluh ribu rupiah.
Baca Juga: Dua Pesepeda Motor Tewas Tergilas Truk di Bogor
"Rata-rata yang cepat habis itu pecahan lima dan sepuluh. Kalau masih dua atau tiga minggu sebelum lebaran tak terlalu ramai, jadi kami paling jam 5 sore sudah pulang. Tapi nanti saat 3 atau 4 hari mau lebaran baru penuh, sepuluh juta bisa habis sehari, kadang saya sampai malam masih disini," imbuh dia.
Begitupun Sarwi (51), yang berprofesi serupa dan tidak jauh dari tempat Tio menggelar lapak. Perempuan paruh baya itu menuturkan, dalam sehari, rata-rata uang yang ditukar mencapai 2 hingga 3 juta. Hal itu akan terus meningkat sampai H-1 perayaan lebaran.
"Biasanya nanti beberapa hari mau lebaran baru ramai, sekarang paling sehari habis 2 sampai 3 jutaan," tutur Sarwi.
Baik Tio maupun Sarwi, sama-sama mengetahui praktik penukaran uang di pinggir-pinggir jalan mendapat larangan dari Bank Indonesia (BI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Meski begitu, demi penghasilan menggiurkan serta desakan ekonomi keluarga, mereka terpaksa mengambil resiko itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Eks Mensos Tekankan Pentingnya Kearifan Lokal Hadapi Bencana, Belajar dari Simeulue hingga Sumbar
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan
-
SPPG, Infrastruktur Baru yang Menghubungkan Negara dengan Kehidupan Sehari-Hari Anak Indonesia
-
Jaksa Kejati Banten Terjaring OTT KPK, Diduga Peras WNA Korea Selatan Rp 2,4 Miliar
-
6 Fakta Wali Kota Medan Kembalikan 30 Ton Beras Bantuan UEA, Nomor 6 Jadi Alasan Utama
-
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Nyawa Melayang dalam Kebakaran di Teluk Gong
-
Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Mendagri Tito Minta Maaf
-
Menko PMK Pratikno: Dana LPDP Harus Perkuat Riset dan Ekosistem Pendidikan Nasional
-
OTT KPK di Bekasi, Bupati Ade Kuswara dan Ayahnya Disebut Ikut Diamankan
-
Gurita Harta Rp79 M Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang yang Kena OTT KPK, dari 31 Tanah ke Mustang