Suara.com - Polres Metro Jakarta Barat berhasil meringkus 14 anggota geng motor brutal yang diduga terlibat dalam aksi perampasan sepeda motor dan menewaskan korbannya.
"Ironisnya, enam dari 14 tersangka adalah anak di bawah umur dan masih ada tiga tersangka yang masih dalam pengejaran," kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edy Suranta Sitepu, saat gelar perkara di Mapolres Metro Jakarta Barat, Rabu (13/2/2019).
Ia menjelaskan, penangkapan terhadap para tersangka berawal dari adanya kasus pencurian disertai kekerasan (curas) yang menyebabkan korbannya tewas. Petugas yang menerima laporan tersebut langsung melakukan penyelidikan.
"Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi korban para tersangka akhirnya berhasil diidentifikasi dan langsung ditangkap, Kata Edy seperti dilansir Antara.
Dari hasil pemeriksaan, sebelum melakukan aksi brutalnya tersebut para tersangka diketahui terlibat aksi tawuran dengan kelompok lainnya di depan salah satu hotel yang berada di Penjaringan, Jakarta Utara.
"Awalnya jumlah mereka lebih banyak lagi. Tapi setelah tawuran itu sebagian membubarkan diri dan hanya menyisakan rombongan para tersangka ini, ujar dia.
Usai tawuran, para tersangka kemudian mengendarai beberapa sepeda motor dan saling berboncengan menuju ke arah Pesing dengan melintasi Jl. Pangeran Tubagus Angke, Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Saat itu mereka disalip rombongan korban yang mengendarai lima motor dan berjumlah 11 orang.
"Saat itulah para tersangka ini mengejar, menghadang dan memepet korban. Korban yang saat itu dibonceng dengan posisi paling belakang langsung ditendang hingga terjatuh dari sepeda motor, ungkapnya.
Baca Juga: Remaja Palestina Tewas Ditembaki Tentara Israel, 15 Lainnya Luka
Karena posisi terkepung, korban dan temannya berusaha melarikan diri. Keduanya lari dengan arah yang berbeda. Saat itu korban dikejar oleh seorang pelaku yang masih buron, yang turun dari sepeda motor, mengejar dan membacoknya hingga terkapar tak berdaya.
"Setelah itu salah satu tersangka langsung mengambil sepeda motor korban, lalu kabur bersama-sama meninggalkan korban, katanya.
Menurut Edy, korban dan teman-temannya bukan anggota geng motor. Mereka hanya sedang berkumpul setelah membeli makan di Ketan Susu Kemayoran.
Kemudian korban dan teman-temannya hendak pulang ke kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. Namun, saat di perjalanan bertemu dengan rombongan para tersangka hingga langsung diserang.
"Korban sempat ditolong dengan dibawa ke RSUD Cengkareng. Tapi karena luka serius yang dideritanya korban akhirnya meninggal dunia, ujarnya.
Edy juga menambahkan, rombongan para tersangka terdiri dari delapan geng motor yang berbeda dan untuk menjadi geng motor harus berani menunjukkan jati dirinya sehingga mereka harus berani dan menunjukkan aksi kejahatan.
Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat itu mengatakan bahwa geng motor tersebut memang sering berkumpul bersama, biasanya mereka berkumpul saat malam di hari libur.
Tempat berkumpul mereka berlokasi di kawasan Basmol, Kembangan, Jakarta Barat. Tak hanya itu, saat melakukan aksi kekerasan salah satu dari kelompok tersebut juga ada yang merekam dan menyiarkan langsung melalui Instagram.
"Sebelum melakukan aksinya itu, para tersangka ini juga mengkonsumsi miras, obat-obat terlarang, dan narkoba. Itu sudah dites urine. Alasannya mengkonsumsi itu adalah biar timbul rasa keberanian, tuturnya.
Akibat ulahnya tersebut, para tersangka akan dijerat Pasal 356 KUHP tentang pencurian disertai kekerasan dan Pasal 170 ayat 2 ke 3 tentang pengeroyokan bersama-sama hingga menyebabkan korban meninggal dengan ancaman hukuman 15 tahun kurungan penjara.
Sementara itu, Kanitkrimum Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKP Rulian Syauri menerangkan, para tersangka diringkus di beberapa lokasi yang berbeda, antara lain di kawasan Green Garden, Kembangan, dan Pesing. Dari penangkapan itu, petugas juga mengamankan barang bukti berupa sajam.
"Petugas juga berhasil menemukan sepeda motor milik korban. Dan itu disimpan seorang tersangka di rumahnya kawasan Kembangan, Jakarta Barat, pungkasnya.
Berita Terkait
-
Sehari Jelang Valentine, Bagaimana Penjualan Bunga di Pasar Rawa Belong?
-
Panggung Pernikahan Roboh ke Kali, Ini Penjelasan Polisi
-
Tenda Pelaminan di Jakbar Roboh, Pengantin dan Tamu Tercebur Kali
-
Tak Punya SIM dan Bawa Sajam, Kawanan Geng Motor Tanah Abang Diciduk Polisi
-
Pemuda 23 Tahun Tewas Dibacok Gerombolan Begal di Tanjung Duren
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO