Suara.com - Akun Twitter Transmart dan Bank Mega tengah menjadi bahan pergunjingan warganet hingga tagar #TransmartBankMegaNyebong menjadi trending topic.
Berdasarkan pantauan SUARA.com, Kamis (31/10/2019) pagi, tagar tersebut menempati posisi teratas daftar trending topics di Twitter dengan jumlah cuitan lebih dari tujuh ribu.
Setelah ditelusuri, rupanya perusahaan ritel Transmart membuat komentar nyinyir terhadap Pemprov DKI Jakarta terkait anggaran alat tulis kantor (ATK).
Dalam cuitannya, @Transmart_IND mempromosikan produk lem Aibon dan pulpen mereka dengan gaya bercanda sembari memanfaatkan topik yang tengah menjadi perbincangan hangat warganet, yaitu anggaran dengan jumlah fantastis dari Pemprov DKI Jakarta untuk sejumlah keperluan, seperti lem Aibon dan pulpen.
Tak hanya itu, Transmart juga menambahkan tagar #aibon, #AibonMemanggil, dan #MendagriSisirAnggaran pada cuitannya.
"Beli lem Aibon sama pulpennya enggak ke #TransmartCarrefour sih, jadi mahal deh. Coba belinya ke aku, dijamin enggak bakal keluar anggaran sampai segitu banyak kok hihihi," tulis Transmart.
Sederet respons untuk cuitan itu juga melibatkan candaan dari akun @BankMegaID. Perusahaan keuangan perbankan ini pun dianggap memberikan komentar nyinyir seperti Transmart.
"Yoi gaiz, pastinya dong #AibonMemanggil," kicau Bank Mega.
Kedua cuitan itu kini sudah tak bisa ditemukan lagi, tetapi banyak warganet yang telah mengabadikannya melalui tangkapan layar dan sekarang banyak dibagikan bersama tagar #TransmartBankMegaNyebong.
Baca Juga: Anies: Alumni KNPI Banyak, Mohon Dukungan untuk Selesaikan Masalah Jakarta
Warganet menganggap akun Transmart dan Bank Mega sebagai buzzer. Selain itu, keduanya juga disandingkan dengan kata 'cebong', sebutan lawas untuk pendukung garis keras Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sejumlah warganet yang mencuitkan #TransmartBankMegaNyebong bahkan beramai-ramai menyerukan boikot untuk Transmart dan Bank Mega.
Tak sedikit pula dari mereka yang beranggapan bahwa kedua akun tersebut secara tak langsung menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Gue kira Trans group netral, enggak tahunya jadi cebong. Boikot... boikot.... Saatnya pindah ke warung tetangga #TransmartBankMegaNyebong," tulis @HondaSupraB.
"Kalau ditinggalin sama pendukung Anies kan yang rugi kamu, nanti banyak toko yang tutup bingung #transmartbankmeganyebong," komenar @ana_kawung06.
Meski begitu, beberapa warganet juga membela akun Twitter Transmart dan Bank Mega dengan cuitan tentang anggaran lem Aibon itu.
"Pendukung Pak Anies baper, hidupnya kurang guyon. Sans aja, namanya teknik marketing #TransmartBankMegaNyebong," ungkap @kucingorenbiasa.
"Emang salah ya kalau Transmart dan Bank Mega tweet kayak gitu? Kalau menurut gue sih biasa aja, ini media sosial men terserah orang mau ngomong apa juga, lagi juga kan ini negara demokrasi, kalau orang ngomong dikit disalahin di mana letak demokrasinya? #TransmartBankMegaNyebong," tambah @rb_atuladawiyah.
Sebelumnya, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya Sarana mempertanyakan anggaran di pos Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk pembelian lem Aibon, yang mencapai Rp82,8 miliar.
Setelah itu, anggaran untuk keperluan lainnya seperti pulpen, influencer, hingga komputer, ikut disoroti, karena jumlahnya yang terlampau besar dan dianggap tak masuk akal.
Anies kemudian menyebutkan, ada alasan tersendiri sampai akhirnya anggaran bermasalah seperti pembelian lem aibon senilai Rp82 miliar bisa terjadi.
Dia menjelaskan, dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) atau draf sebelum KUA-PPAS, hanya tercantum nama kegiatan dan dana yang diperlukan, tidak sampai ke komponen kebutuhan.
Sebelum itu, dalam video di YouTube Pemprov DKI Jakarta, Anies telah menyoroti sejumlah usulan anggaran tersebut ketika memberikan arahan Pembahasan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS), Rabu (23/10/2019).
Ia menilai, beberapa anggaran dinilai tak wajar, misalnya pembelian bolpoin Rp645 miliar, kalkulator Rp31 miliar, dan kertas F4 Rp39 miliar.
Berita Terkait
-
Situs Tampilkan Dana Lem Aibon Tak Bisa Diakses, Ini Kata Disdik Jakarta
-
Kontroversi Dana Lem Aibon dan Bolpoin, Anies Salahkan Sistem Warisan Ahok
-
Heboh Lem Aibon Rp 82 Miliar, PSI: Untuk Apa Ada TGUPP?
-
Anies Baswedan Buka Suara soal Dana Anggaran Lem Aibon Rp 82 Miliar
-
Lem Aibon hingga Influencer, 5 Anggaran DKI Jakarta Ini Paling Disoroti
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO