Suara.com - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebut solusi kesehatan dari pandemi Virus Corona belum ditemukan, sehingga masyarakat harus beradaptasi bukan menunggu vaksin ditemukan.
Pandu meminta perilaku yang saat ini sudah dilakukan seperti wajib memakai masker, jaga jarak, selalu cuci tangan, pola hidup bersih, menjaga imunitas, dan sebagainya tetap harus dilakukan sebagai kebiasaan baru.
"Kita yang harus beradaptasi, jangan mengikuti vaksin lah, vaksin itu masih lama, nggak mungkin setahun atau tahun depan, jadi yang kita terapkan sekarang perilaku ini harus diterapkan terus," kata Pandu kepada Suara.com, Senin (11/5/2020).
"Artinya,tidak mungkin menghilangkan virus, jadi kita harus siap-siap, jangan kasih kesempatan virus menyerang kita, gitu saja," tambahnya.
Pakar Epidemiologi dari UI lainnya, Syahrizal Syarif menilai pernyataan Presiden Joko Widodo yang ingin berdamai dengan Virus Corona ini adalah ajakan untuk adaptasi dari masyarakat sendiri dengan membiasakan diri terhadap kebiasaan baru.
"Itulah yang disebut berdamai atau beradaptasi dengan normal yang baru," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebut menyebut kurva kasus Covid-19 diprediksi masih akan fluktuatif.
“Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan,” kata Jokowi, Kamis (7/5/2020).
Untuk itu Jokowi meminta kesadaran masyarakat untuk tetap membatasi diri dan tidak berkumpul dalam skala besar.
Baca Juga: Pakar Epidemiologi UI Setuju Transportasi Dibuka; Asal Jangan Bobol
“Sekali lagi saya tegaskan yang utama adalah ikuti dengan disiplin protokol kesehatan,” lanjut Jokowi.
Berita Terkait
-
Pakar Epidemiologi UI Setuju Transportasi Dibuka; Asal Jangan Bobol
-
Belum Fase Puncak, Ahli Epidemiologi UI Sebut Indonesia Masih Darurat Covid
-
Pakar Epidemiologi UI Ragukan Validitas Data ODP dan PDP Milik Pemerintah
-
Ahli Epidemiologi Ungkap Virus Corona Sudah Masuk Indonesia Sejak Januari
-
Pemerintah Baru Buka Data ODP dan PDP, Ahli Epidemiologi UI: Terlambat
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
Terkini
-
Waka BGN: Tidak Ada Paksaan Anak Libur Ambil MBG di Sekolah
-
10 Jalan Tol Paling Rawan Kecelakaan, Belajar dari Tragedi Maut di Tol Krapyak
-
Arief Rosyid Dukung Penuh Bahlil: Era Senior Atur Golkar Sudah Berakhir
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
BNI Salurkan Bantuan Pendidikan dan Trauma Healing bagi Anak-Anak Terdampak Bencana di Aceh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?